Pertumbuhan permintaan gas global akan melambat secara signifikan dalam jangka menengah (2022-2026), yang terjadi setelah satu dekade ekspansi yang kuat dengan gas menyumbang sekitar 40 persen pertumbuhan pasokan energi primer di seluruh dunia.
Paris, Prancis (Xinhua) – Pertumbuhan permintaan gas global akan melambat secara signifikan dalam jangka menengah (2022-2026), demikian disampaikan Badan Energi Internasional (International Energy Agency/IEA) pada Selasa (10/10). Perkembangan ini terjadi setelah satu dekade ekspansi yang kuat dengan gas menyumbang sekitar 40 persen pertumbuhan pasokan energi primer di seluruh dunia.
“Meski ketegangan pasar mereda selama tiga kuartal pertama 2023, pasokan gas tetap relatif terbatas dan harga terus mengalami volatilitas kuat, yang mencerminkan rapuhnya keseimbangan pasar gas global,” jelas IEA dalam Laporan Gas Jangka Menengah 2023 terbarunya.
IEA menyebutkan bahwa konsumsi gas secara keseluruhan di pasar-pasar matang (mature market) di Asia-Pasifik, Eropa, dan Amerika Utara akan menurun dalam jangka menengah tersebut sebagai akibat dari pesatnya penerapan energi terbarukan dan peningkatan standar efisiensi energi.
Pasar Asia yang berkembang pesat serta negara-negara kaya gas di Afrika dan Timur Tengah akan memimpin pertumbuhan permintaan gas global, tambah badan tersebut.
IEA menyampaikan bahwa bagi anggota-anggota Eropa Organisasi untuk Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (Organization for Economic Cooperation and Development/OECD), permintaan gas diperkirakan turun 5 persen pada 2023.
“Penurunan tersebut sebagian besar didorong oleh berkurangnya penggunaan gas di sektor daya, yang turun hampir 15 persen di tengah pesatnya perkembangan energi terbarukan,” lanjut IEA.
Dalam laporannya, IEA kembali meminta negara-negara agar mengurangi permintaan gas secara struktural, melalui peningkatan langkah-langkah efisiensi energi, percepatan penerapan energi terbarukan dan pompa kalor, serta perubahan perilaku.
Laporan: Redaksi