Banner

Menilik sederet konflik sengit Palestina-Israel dalam beberapa tahun terakhir

Kepulan asap terlihat membubung tinggi di langit setelah serangan udara Israel mengguncang Gaza City pada 9 Oktober 2023. Jumlah korban tewas dan luka-luka akibat serangan Israel di Jalur Gaza masing-masing bertambah menjadi 687 dan 3.726 orang, ungkap pembaruan informasi terkini dari Kementerian Kesehatan Palestina pada Senin (9/10). Jumlah korban tewas akibat serangan mendadak Hamas akhir pekan lalu di Israel selatan bertambah menjadi lebih dari 900 orang, papar laporan media milik pemerintah Israel, Kan TV, pada Senin. Sementara itu, jumlah korban luka yang dirawat di rumah sakit bertambah menjadi 2.616 orang, termasuk 25 orang yang berada dalam kondisi kritis, demikian menurut laporan terbaru Kementerian Kesehatan Israel. (Xinhua/Rizek Abdeljawad)

Konflik Palestina-Israel tidak menunjukkan tanda-tanda akan mereda dalam beberapa tahun terakhir, dengan perundingan damai langsung antara kedua belah pihak mandek pada 2014 menyusul perselisihan soal permukiman Israel dan pengakuan negara Palestina.

 

Yerusalem (Xinhua) – Hamas, kelompok Islam Palestina yang menguasai Jalur Gaza, melancarkan serangan besar-besaran yang mengejutkan ke Israel pada Sabtu (7/10), yang mencakup penembakan ribuan roket dan penyusupan para militan ke Israel selatan.

Sebagai respons, militer Israel melancarkan puluhan serangan udara yang menyasar sejumlah lokasi dan markas besar Hamas di wilayah kantong pesisir itu.

Babak baru konflik Palestina-Israel tersebut menyebabkan ratusan orang tewas dari kedua belah pihak, dengan ribuan lainnya mengalami luka-luka.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyatakan negara itu “dalam keadaan perang,” dan pihak militer telah memerintahkan mobilisasi pasukan cadangan besar-besaran.

Banner
Konflik Palestina-Israel
Orang-orang mengusung jenazah warga Palestina yang tewas dalam serangan udara Israel di Kota Rafah, Jalur Gaza selatan, pada 9 Oktober 2023. (Xinhua/Khaled Omar)

Konflik Palestina-Israel tidak menunjukkan tanda-tanda akan mereda dalam beberapa tahun terakhir, dengan perundingan damai langsung antara kedua belah pihak mandek pada 2014 menyusul perselisihan soal permukiman Israel dan pengakuan negara Palestina.

Warga Palestina ingin mendirikan negara independen di sejumlah wilayah yang diduduki oleh Israel pada 1967, termasuk Tepi Barat dan Jalur Gaza, dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya.

Berikut beberapa konfrontasi sengit antara Israel dan Palestina dalam beberapa tahun terakhir:

Juli-Agustus 2014: Israel melakukan serangan militer besar-besaran di Jalur Gaza, melancarkan serangan udara terhadap ratusan target militan Palestina. Serangan itu menewaskan lebih dari 2.200 warga Palestina, lebih dari 70 warga Israel dan asing, serta menyebabkan puluhan ribu lainnya luka-luka dalam pertempuran selama 50 hari.

Konflik Palestina-Israel
Sejumlah orang membawa jenazah anak-anak yang tewas akibat serangan udara Israel di Kota Rafah, Jalur Gaza selatan, pada 8 Oktober 2023. (Xinhua/Khaled Omar)

14 Mei 2018: Aksi protes besar-besaran digelar di banyak kota Palestina yang menentang pemindahan kedutaan besar Amerika Serikat di Israel dari Tel Aviv ke Yerusalem. Sejumlah bentrokan pecah di antara pengunjuk rasa dan tentara Israel, mengakibatkan 58 warga Palestina tewas dan lebih dari 2.800 lainnya terluka. Angka tersebut tercatat sebagai jumlah kematian warga Palestina terbanyak dalam sehari sejak perang di Gaza pada 2014.

Maret 2018-Desember 2019: Sebuah aksi unjuk rasa massa anti-Israel, yang dikenal sebagai Great March of Return, dimulai di pagar pembatas antara Israel dan Gaza pada 30 Maret 2018, menuntut pemulangan para pengungsi Palestina ke tanah air mereka dan pencabutan blokade yang diberlakukan oleh Israel di wilayah kantong pesisir tersebut sejak 2007. Tentara Israel melepaskan tembakan ke arah para pengunjuk rasa untuk menghalau mereka. Aksi protes mingguan itu berlangsung hingga akhir 2019. Sedikitnya 223 warga Palestina tewas dan sekitar 10.000 lainnya terluka dalam rangkaian aksi unjuk rasa tersebut, menurut B’tselem, kelompok hak asasi manusia (HAM) Israel. Konflik perbatasan itu juga memicu terjadinya pertikaian antara Hamas dan tentara Israel.

Banner

April-Mei 2021: Selama bulan suci Ramadhan, beberapa bentrokan meletus antara Israel dan Palestina saat pihak Israel membatasi akses warga Palestina ke sejumlah wilayah Yerusalem dan meminta lebih dari belasan keluarga Palestina untuk keluar dari Yerusalem Timur. Pada awal Mei 2021, sejumlah bentrokan serius meletus antara warga Palestina dan pasukan Israel di kompleks Masjid Al-Aqsa, situs suci bagi umat Islam dan Yahudi. Hamas menuntut Israel untuk menarik pasukannya dari kompleks masjid tersebut pada 10 Mei 2021. Beberapa menit setelah tenggat waktu, Hamas melepaskan sekitar 150 roket dari Gaza ke Israel. Sebagai respons, Israel melancarkan sejumlah serangan udara ke wilayah kantong tersebut. Pertempuran itu berlangsung selama 11 hari, menewaskan sedikitnya 232 orang di Gaza dan 12 lainnya di Israel.

Foto yang diabadikan pada 15 Mei 2021 ini menunjukkan roket-roket ditembakkan dari Jalur Gaza utara ke Israel. (Xinhua/Rizek Abdeljawad)

5-7 Agustus 2022: Sedikitnya 44 warga Palestina tewas di Gaza dalam aksi kekerasan selama tiga hari yang dimulai pada 5 Agustus 2022, dengan serangan udara Israel yang menyasar seorang komandan gerakan Jihad Islam Palestina (Palestinian Islamic Jihad/PIJ). Israel mengeklaim bahwa serangan itu menyasar lokasi-lokasi dan anggota PIJ. Sebagai balasan, PIJ meluncurkan sekitar 1.100 roket ke Israel, yang beberapa di antaranya menjangkau sejauh lima kilometer di sebelah barat Yerusalem. Sistem antiroket Iron Dome milik Israel berhasil mencegat roket-roket tersebut, dan mencegah jatuhnya korban.

27 Januari 2023: Para militan PIJ di Gaza meluncurkan dua roket ke Israel sebagai balasan atas penggerebekan yang dilakukan oleh Israel sebelumnya di kamp pengungsi Jenin di Tepi Barat yang diduduki, yang menewaskan tujuh orang bersenjata dan dua warga sipil Palestina. Roket-roket itu memicu alarm di sejumlah komunitas Israel di dekat Gaza, namun tidak menimbulkan korban jiwa. Israel kemudian melancarkan serangan udara ke Gaza.

9-13 Mei 2023: Pada 9 Mei, Israel meluncurkan sebuah operasi yang menyasar PIJ di Jalur Gaza, yang menewaskan tiga komandan tertinggi kelompok tersebut. Serangan itu terjadi kurang dari sepekan setelah sebuah serangan roket dilancarkan dari Jalur Gaza ke Israel selatan menyusul kematian seorang anggota senior PIJ, yang melakukan aksi mogok makan selama berbulan-bulan di sebuah penjara Israel. Merespons serangan Israel tersebut, PIJ menembakkan sedikitnya 1.000 roket, yang beberapa di antaranya berhasil masuk ke wilayah pedalaman Israel. Aksi kekerasan lintas perbatasan antara kedua pihak selama lima hari tersebut menewaskan sedikitnya 33 warga Palestina serta merenggut nyawa seorang warga sipil Israel dan seorang pekerja Palestina di Israel, menurut pihak kepolisian Israel. Kesepakatan gencatan senjata, yang dimediasi oleh Mesir, antara Israel dan PIJ mulai diberlakukan pada 13 Mei dan mengakhiri eskalasi tersebut.

19 Juni 2023: Pasukan Israel, yang didukung oleh penggunaan satu unit helikopter tempur yang jarang dilakukan, merenggut nyawa enam warga Palestina dan melukai sedikitnya 90 lainnya dalam baku tembak selama berjam-jam di Jenin, Tepi Barat utara. Sebanyak delapan tentara Israel juga terluka dalam peristiwa tersebut.

3-4 Juli 2023: Militer Israel melancarkan operasi militer skala besar terhadap kamp pengungsi Jenin di Tepi Barat pada 3 Juli, dalam upaya untuk menumpas para militan di dalam kamp tersebut. Menurut data resmi, sebanyak 13 warga Palestina dan seorang tentara Israel tewas dalam peristiwa tersebut.

Banner

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Banner

Iklan