Bank sentral Thailand naikkan suku bunga kebijakan utama ke level tertinggi dalam 9 tahun terakhir

Seorang penjual terlihat di sebuah pasar makanan di Bangkok, Thailand, pada 30 Maret 2022. (Xinhua/Rachen Sageamsak)

Bank sentral Thailand pada Rabu (2/8) menaikkan suku bunga kebijakan utamanya ke level tertinggi dalam sembilan tahun terakhir untuk mengendalikan inflasi dan mempertahankan fleksibilitas kebijakan di tengah prospek ekonomi yang sangat tidak menentu.

 

Bangkok, Thailand (Xinhua) – Bank sentral Thailand pada Rabu (2/8) menaikkan suku bunga kebijakan utamanya ke level tertinggi dalam sembilan tahun terakhir untuk mengendalikan inflasi dan mempertahankan fleksibilitas kebijakan di tengah prospek ekonomi yang sangat tidak menentu.

Komite kebijakan moneter Bank of Thailand (BOT) dengan suara bulat memilih untuk menaikkan suku bunga kebijakan dari 2,00 persen menjadi 2,25 persen, membawa suku bunga kebijakan utama ke level tertingginya sejak awal 2014.

BOT menyampaikan dalam sebuah pernyataan bahwa meski perekonomian Thailand sedang menunjukkan tanda-tanda peningkatan berkat pariwisata dan konsumsi pribadi, lambatnya pemulihan ekspor dan kekhawatiran politik internal telah meningkatkan risiko terhadap prospek ekonomi.

“Kebijakan moneter harus menjaga inflasi berada pada kisaran target secara berkelanjutan dan mendorong stabilitas keuangan makro jangka panjang dengan mencegah akumulasi ketidakseimbangan finansial yang berpotensi muncul di lingkungan suku bunga rendah dalam waktu lama,” tulis pernyataan tersebut.

Harga energi yang lebih rendah, subsidi biaya hidup, dan basis komparatif yang tinggi dari tahun lalu berkontribusi terhadap penurunan inflasi Indeks Harga Konsumen (headline inflation), yang diproyeksikan akan pulih pada paruh kedua 2023, ujar Asisten Gubernur BOT Piti Disyatat dalam sebuah konferensi pers.

Dia menyatakan bahwa harga pangan yang lebih tinggi, disertai dengan fenomena El Nino yang lebih parah, dapat memperburuk cost pass-through, yakni pengaruh perubahan biaya input (harga) pada harga output perusahaan, dalam konteks pertumbuhan ekonomi yang sedang berlangsung.

Ke depan, BOT akan mempertimbangkan prospek ekonomi dan inflasi, serta penilaian risiko terkait, dalam membahas kenaikan suku bunga kebijakan lebih lanjut, imbuhnya.

Headline inflation negara Asia Tenggara itu terus menurun menjadi 0,23 persen secara tahunan (year on year) pada Juni, tingkat terendah dalam 22 bulan dan berada di bawah kisaran target BOT yakni 1 hingga 3 persen selama dua bulan berturut-turut.

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Iklan