Bencana perubahan iklim telah tampak di depan mata seluruh dunia, namun “banyak negara yang melenceng jauh dalam memenuhi janji dan komitmen iklim.”
PBB (Xinhua) – Sekretaris Jenderal (Sekjen) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres pada Kamis (15/6) menyerukan percepatan aksi untuk mengatasi bencana perubahan iklim, saat menyuarakan kekhawatirannya atas dunia yang melenceng dan mengalami kemunduran dalam mencapai tujuan iklim.
“Saya sangat khawatir dengan posisi dunia dalam hal iklim. Banyak negara yang melenceng jauh dalam memenuhi janji dan komitmen iklim,” ungkap Guterres dalam sebuah konferensi pers.
“Agenda iklim sedang dirongrong. Di saat kita seharusnya mempercepat aksi, yang terjadi malah kemunduran,” ujarnya.
Guterres menekankan bahwa inilah saatnya “untuk bangkit dan melangkah,” demi membangun kembali kepercayaan berlandaskan keadilan iklim, serta untuk mempercepat transisi yang adil menuju ekonomi hijau.
“Membatasi kenaikan suhu global hingga 1,5 derajat Celsius masih memungkinkan. Kita harus memandang ini sebagai momen untuk harapan,” katanya.
Guterres mengatakan bahwa dirinya telah mengusulkan Pakta Solidaritas Iklim dan juga mengajukan Agenda Akselerasi guna mendorong upaya iklim ekstra.
Pakta dan agenda tersebut meliputi seruan kepada pemerintah, industri bahan bakar fosil, dan para pemangku kepentingan lainnya untuk memenuhi komitmen mereka.
Negara-negara maju harus mematuhi komitmen mereka dalam hal keuangan, adaptasi, serta kerugian dan kerusakan. Mereka juga harus mendorong bank-bank pembangunan multilateral untuk memanfaatkan lebih jauh pembiayaan swasta dengan biaya yang wajar bagi negara-negara berkembang untuk memungkinkan peningkatan investasi besar-besaran dalam investasi di sektor terbarukan, papar Guterres.
Sembari menyebut industri bahan bakar fosil sebagai akar masalah dari krisis iklim, sekjen PBB itu mengatakan bahwa dunia harus menghapus bahan bakar fosil secara bertahap dengan cara yang adil dan merata, serta secara besar-besaran meningkatkan investasi terbarukan dalam sebuah transisi yang adil.
Laporan: Redaksi