Pertumbuhan ekonomi global diprediksi sebesar 2,6 persen tahun ini dan kemudian lajunya meningkat 2,9 persen pada 2024 seiring berkurangnya dampak berkepanjangan dari krisis Ukraina, seperti masalah pasokan energi dan inflasi.
Roma, Italia (Xinhua) – Dunia berada di tengah-tengah “pemulihan ekonomi yang rapuh” akibat dampak pandemik virus corona dan konflik antara Rusia-Ukraina, seperti disampaikan Organisasi untuk Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (Organization for Economic Cooperation and Development/OECD) pada Jumat (17/3).
Dalam laporan ‘Economic Outlook, Interim Report’ yang dirilis pada Jumat, OECD memprediksi pertumbuhan ekonomi global sebesar 2,6 persen tahun ini dan kemudian lajunya meningkat 2,9 persen pada 2024 seiring berkurangnya dampak berkepanjangan dari krisis Ukraina, seperti masalah pasokan energi dan inflasi.
“Penurunan harga energi telah berkontribusi pada peningkatan moderat dalam prospek global,” kata OECD dalam sebuah pernyataan.
Laporan tersebut memprediksi ekonomi China akan tumbuh paling cepat di dunia tahun ini, dengan pertumbuhan sebesar 5,3 persen, sedangkan ekonomi AS akan tumbuh 1,5 persen tahun ini dan 0,9 persen pada 2024.
Dalam rekomendasinya, OECD menyerukan negara-negara untuk mempertahankan kebijakan moneter yang ditujukan pada upaya menurunkan inflasi, menargetkan dukungan fiskal ke sektor-sektor yang terdampak paling parah, dan mengambil langkah-langkah untuk merangsang pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi.
Laporan: Redaksi