Inovasi IPTEK pertanian China pada 2023 akan difokuskan pada penelitian dan pengembangan benih, konservasi lahan subur, mesin dan peralatan pertanian, keamanan hayati pertanian, pertanian hijau, serta pembangunan pedesaan.
Beijing, China (Xinhua) – Akademi Ilmu Pertanian China (Chinese Academy of Agricultural Sciences/CAAS) mengatakan pihaknya akan terus mendorong inovasi ilmiah dan teknologi guna mendukung pembangunan sektor pertanian yang kuat di China.
Menurut CAAS, upaya-upaya inovasi pada 2023 akan difokuskan pada enam bidang. Bidang-bidang tersebut meliputi penelitian dan pengembangan benih, konservasi lahan subur, mesin dan peralatan pertanian, keamanan hayati pertanian, pertanian hijau, dan pembangunan pedesaan.
Presiden CAAS Wu Kongming menyoroti peran inovasi ilmiah dan teknologi dalam pembangunan pertanian pada Konferensi Kerja CAAS 2023 pada Senin (16/1).
“Ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) telah menjadi kekuatan pendorong terpenting bagi pembangunan pertanian dan pedesaan,” katanya.
Wu menyebutkan bahwa saat ini, China menempati urutan teratas di dunia dalam hal jumlah makalah yang banyak dikutip dan jumlah pengajuan paten penemuan di bidang pertanian. Tingkat kontribusi kemajuan IPTEK pertanian di China telah meningkat dari 54,5 persen pada 2012 menjadi 61,5 persen pada 2021, sementara tingkat mekanisasi komprehensif budi daya tanaman, penanaman, dan pemanenan, telah meningkat dari 57 persen pada 2012 menjadi lebih dari 72 persen pada 2021.
“Tahun ini, kami akan mempercepat integrasi ilmu pengetahuan dan pendidikan, ilmu pengetahuan dan industri, dan meningkatkan kemampuan kami secara keseluruhan untuk mendukung pasokan pangan dan produk pertanian penting yang stabil dan aman, serta mendorong revitalisasi pedesaan,” ujar Wu.
Dia juga mengatakan bahwa pada 2023 pihak institut akan terus memperluas pertukaran dan kerja sama internasional di bidang IPTEK pertanian.
CAAS akan terus mendorong pembangunan aliansi global dalam inovasi IPTEK pertanian. Demonstrasi penelitian dan teknologi gabungan akan dilakukan melalui kerja sama dengan negara-negara tetangga, serta negara-negara utama yang terkait dengan Inisiatif Sabuk dan Jalur Sutra, tambahnya.
Menurut Wu, CAAS menandatangani surat pernyataan kehendak (letter of intent) untuk kerja sama dengan 19 mitra internasional pada 2022, melibatkan 121 proyek kerja sama internasional baru, 1,5 kali lipat dari jumlah yang tercatat pada 2021. Akademi itu sedang mempersiapkan pembangunan aliansi inovasi IPTEK pertanian China-Afrika. Pembangunan laboratorium gabungan di Kazakhstan, Rumania, dan Uruguay juga mencatatkan kemajuan yang lancar.
Dalam konferensi tahunan tersebut, CAAS juga mengungkap 10 kemajuan ilmu pertanian utama yang berhasil dicapai selama setahun terakhir, termasuk studi tentang gen dengan hasil tinggi pada padi, keragaman genetik pada kentang, dan variasi genetik pada tomat.
Salah satu penemuan utama para ilmuwan pertanian China adalah sebuah gen dalam tanaman yang dapat meningkatkan efisiensi fotosintesis dan pemanfaatan nitrogen serta secara signifikan meningkatkan hasil panen biji-bijian.
Para ilmuwan yakin penemuan ini dapat memberikan solusi potensial untuk meningkatkan produktivitas pertanian dan pemanfaatan sumber daya secara efisien, serta berkontribusi pada ketahanan pangan manusia.
Studi lain oleh para ilmuwan China berhasil mengungkap proses lengkap biosintesis kitin untuk pertama kalinya, yang memberikan arah baru bagi inovasi orisinal pestisida hijau.
Laporan: Redaksi