Kebijakan luar negeri Jepang terhadap China diharapkan mengejar strategi diplomatik yang seimbang guna menghindari konflik yang tidak perlu, mengingat tahun 2022 menandai peringatan 50 tahun normalisasi hubungan diplomatik China-Jepang.
Tokyo, Jepang (Xinhua) – Jepang harus menyingkirkan platform kebijakan luar negeri yang agresif dan mengejar strategi diplomatik yang seimbang terhadap Beijing untuk menghindari konflik yang tidak perlu, demikian disampaikan Japan Times dalam sebuah artikel.
Pemerintahan Perdana Menteri (PM) Fumio Kishida harus mengejar strategi diplomatik yang seimbang terhadap Beijing sebagai sesama negara Asia, menjauhkan Jepang dari Amerika Serikat (AS) dan upayanya untuk mengisolasi China secara ekonomi melalui serangkaian pembatasan teknologi tinggi, kata para pakar seperti dikutip surat kabar tersebut.
Yoshihide Soeya, seorang profesor emeritus ilmu politik di Universitas Keio, mengatakan Jepang harus “membuka jalan untuk hidup berdampingan dengan China” daripada hanya fokus pada memperkuat penolakannya terhadap China.
Jeff Kingston, Direktur Studi Asia di Temple University Jepang, mengungkapkan bahwa “ada peluang bagus” untuk “meningkatkan komunikasi bilateral pada berbagai isu seperti ketahanan rantai pasokan, ancaman nontradisional terhadap keamanan, dan perubahan iklim.”
Mengingat tahun 2022 menandai peringatan 50 tahun normalisasi hubungan diplomatik China-Jepang, pemerintahan Kishida memiliki beberapa insentif untuk bekerja sama dengan para pemimpin China demi mencegah memburuknya hubungan bilateral, menurut artikel tersebut.
Laporan: Redaksi