Pemerintah harapkan lebih banyak SDM Papua di penambangan bawah tanah Freeport

Beberapa karyawan PT Freeport Indonesia di lokasi penambangan. (Indonesia Window)

Jakarta (Indonesia Window) – Mulai 2020 hingga 2023 PT Freeport Indonesia (PT FI) yang beroperasi di Tembagapura, Provinsi Papua akan melakukan penambangan bawah tanah (underground mine) dari sebelumnya di Grasberg, tambang terbuka (open pit).

Berkaitan dengan transisi metode penambangan itu, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengingatkan agar perusahaan tambang yang berkedudukan di Arizona, Amerika Serikat tersebut mengutamakan sumber daya manusia Papua dalam menjalankan kegiatan pertambangan bawah tanah.

“Wilayah ini memiliki potensi sumber mineral yang sangat besar. Harus kita manfaatkan. Saya senang bila pekerjaan ini banyak dilakukan oleh putera-puteri lokal dari Papua. Ini harus menjadi perhatian khusus dari manajemen Freeport untuk selalu membina dan meningkatkan sumber daya manusia lokal,” kata Arifin saat melakukan kunjungan ke lokasi Grasberg Mine pada Sabtu (21/12).

Menurut dia, pemerintah tengah melakukan diskusi dengan managemen PF TI terkait pengembangan SDM.

“Kami ada program politeknik pertambangan. Ini memfasilitasi SDM lokal yang nantinya bisa menjadi andalan dalam industri pertambangan PT FI. Kita harus bisa bina agar menciptakan keharmonisan di masyarakat Papua. Ini obsesi Pemerintah yang di dukung oleh undang undang,” jelasnya.

Data 2019 menunjukkan tenaga kerja langsung PT Freeport Indonesia sebanyak 6.943, terdiri atas 152 tenaga kerja asing dan 6.791 tenaga kerja Indonesia.

Mengenai kelanjutan proses produksi PT FI yang akan dilakukan dengan metode tambang bawah tanah, Menteri Arifin mengatakan penelitian-penelitian yang berkaitan tentang hal tersebut diperlukan guna mengurangi risiko-risiko yang berpotensi menghambat produksi.

Salah satu hambatan terbesar adalah pemisahan air dalam proses penambangan (wet max).

“Saya percaya dengan kemampuan PT FI yang sudah berkecimpung lama di dunia pertambangan,” ujar Arifin.

mulai 2020 hingga 2023, PT FI akan melakukan penambangan bawah tanah menggantikan Grasberg open pit, di wilayah DOZ, Big Gossan, DMLZ dan Grasberg Block Cave.

Volume penambangan bawah tanah yang direncanakan pada tahun 2020 sebesar 96 ribu ton/hari; tahun 2021 sebesar 160 ribu ton/hari; tahun 2022 sebesar 216 ribu ton/hari; dan tahun 2023 sebesar 217 ribu ton/hari.

Saat ini, PT Freeport Indonesia memiliki enam blok/prospek dengan volume tambang sebesar 2.756.729 kilo ton dengan kadar rata-rata tembaga 0,67 persen; emas 0,59 gr/ton; dan perak 3,51 gr/ton.

Sedangkan cadangan tambang sebesar 1.869.083 kilo ton dengan kadar rata-rata tembaga 1,03 persen; emas 0,79 gr/ton; dan emas 4,52 gr/ton.

Laporan media massa nasional menyebutkan tambang Grasberg di Papua yang dikelola PT Freeport Indonesia sejak 1991 merupakan yang paling istimewa di tanah air karena cadangan emas dan tembaganya merupakan salah satu yang terbesar di dunia.

Produksi bijih (ore) dari tambang bawah tanah Grasberg pernah mencapai 80.000 ton per hari, menjadikannya sebagai salah satu tambang bawah tanah terbesar di dunia.

Total kekayaan mineral Grasberg mencapai 3,8 miliar ton.

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Iklan