Jakarta (Indonesia Window) – “Haji adalah pelajaran tentang pengorbanan dan persaudaraan.”
Demikian tertulis di beberapa poster yang dipajang di terminal keberangkatan haji di Bandara Soekarno-Hatta (Soetta), Banten dalam rangka pelepasan jamaah calon haji kelompok terbang (keloter) pertama pada Ahad (7/7) oleh pemerintah Indonesia dan Arab Saudi.
Pengorbanan para jamaah calon haji bukan hanya soal biaya perjalanan ibadah ke Tanah Suci yang harus mereka siapkan sejak lama, namun juga waktu tunggu yang bisa mencapai belasan bahkan puluhan tahun. Para calon haji juga harus menjaga kesehatan agar dapat menunaikan seluruh tahapan sejak berada di tanah air, saat menjalankan ibadah, hingga tiba kembali di rumah.
Ketika tiba di Bandara Prince Muhammad bin Abdulaziz Madinah atau Bandara King Abdulaziz Jeddah, para calon haji kembali harus “berkorban” untuk mengantre proses keimigrasian yang bisa memakan waktu hingga lima jam sebelum melanjutkan perjalanan ke penginapan.
Namun, prosedur tersebut kini tak lagi harus dijalani oleh sebagian jamaah Indonesia karena pemerintah Arab Saudi menerapkan fasilitas “Makkah Route” yang memungkinkan seluruh pemeriksaan keimigrasian itu dilakukan di embarkasi.
“Ini pelayanan yang sangat luar biasa karena hemat waktu dan tenaga. Raja Salman sebagai Penjaga Haramain telah melaksanakan pelayanan ini dengan sangat baik,” kata Wakil Presiden Indonesia, Jusuf Kalla (JK) saat pelepasan jamaah calon haji sekaligus peluncuran fasilitas Makkah Route di Bandara Soetta.
Pada acara tersebut Wapres juga sempat melihat langsung proses keimigrasian saat keberangkatan yang berlangsung jauh lebih cepat dari pada sebelum fasilitas “fast track” tersebut diberlakukan.
“Program ini diterapkan dengan teknologi mutakhir sehingga memotong jalur birokrasi,” ujarnya, seraya berharap pelayanan tersebut dapat berjalan lancar.
Sementara itu pada kesempatan yang sama Duta Besar Kerajaan Arab Saudi untuk Indonesia, Issam Abed Al-Thaqafi, mengungkapkan kegembiraannya atas pelaksanaan Makkah Route bagi jamaah Indonesia.
“Kami sangat bahagia dengan kehadiran wakil presiden. Acara peluncuran Makkah Route sukses sesuai dengan yang diinginkan,” ujar Duta Besar Issam.
Dia menambahkan bahwa kehadiran Wapres JK merupakan kebangaan dan menunjukkan dukungan pemerintah Indonesia atas fasilitas Makkah Route.
“Alhamdulillah acara ini lancar dan kami harap seluruh keberangkatan jamaah Indonesia dapat berjalan lancar,” imbuh Duta Besar.
Sepuluh detik
Pelayanan Makkah Route yang sangat memudahkan perjalanan haji jamaah Indonesia sangat diapresiasi oleh Menteri Agama, Lukman Hakim Saifuddin sebagai Ketua Panitia Penyelenggara Haji Indonesia.
“Saya sampaikan apresiasi dan terima kasih kepada pemerintah Arab Saudi yang senantiasa meningkatkan kualitas pelayanan haji bagi jamaah Indonesia dan seluruh dunia,” kata menteri.
Makkah Route pertama kali diluncurkan pada musim haji 1439 Hijriah (2018) bagi jamaah Indonesia dan Malaysia.
Fasilitas tersebut mencakup pengurusan visa secara elektronik yang tidak mengharuskan paspor jamaah untuk dibawa ke Kedutaan Besar Arab Saudi, pemeriksaan kondisi kesehatan, dan pengurusan bagasi setiba di Tanah Suci.
Makkah Route memungkinkan jamaah melewati proses pemeriksaan biometrik sidik jari dan retina, juga dokumen keimigrasian, sehingga mereka dapat langsung masuk bis menuju hotel di Mekkah dan Madinah.
“Fasilitas ini sangat efisien,” kata Menteri Lukman, seraya menjelaskan bahwa satu keloter biasanya membutuhkan waktu empat hingga lima jam karena setiap calon haji harus merekam sepuluh sidik jari dan retina mata, serta menjalani pemeriksaan paspor dan kesehatan.
Dengan Makkah Route seluruh proses tersebut dilakukan di asrama haji sehingga ketika keberangkatan dari bandara di tanah air setiap calon haji hanya perlu merekam satu atau dua sidik jari untuk verifikasi dan petugas imigrasi Arab Saudi membubuhkan stempel pada paspor mereka.
“Jadi tidak lebih dari sepuluh detik,” ujar menteri.
Pada tahun ini Makkah Route diterapkan bagi jamaah haji dari embarkasi Jakarta.
“Jika tahun ini tidak ada kendala berarti dan dapat direplikasi di embarkasi lain, kita berharap imigrasi Arab Saudi dapat menambah peronil karena seluruh proses keimigrasian di tanah air dilakukan oleh pihak berwenang Arab Saudi,” jelas menteri.
Makkah Route pada musim haji 1440 Hijriah diharapkan dapat melayani lebih dari 225.000 jamaah Malaysia, Indonesia, Pakistan, Bangladesh, dan Tunisia.
Jumlah jamaah haji 1439 Hijriah (2018) tercatat 2,4 juta. Tahun ini jumlah tersebut meningkat dengan bertambahnya kuota haji bagi sejumlah negara, termasuk Indonesia yang memberangkatkan 231.000 calon haji dari 13 embarkasi.
Jamaah calon haji Indonesia diberangkatkan dalam dua gelombang, yakni pada 4 Dzul-Qa’dah 1440 Hijriah (7 Juli 2019) hingga 16 Dzul-Qa’dah 1440 Hijriah (19 Juli 2019) menuju Madinah, dan pada 17 Dzul-Qa’dah 1440 Hijriah (20 Juli 2019) hingga 3 Dzul-Hijjah 1440 (5 Agustus 2019) menuju Jeddah.
Perjalanan haji tahun ini akan berakhir pada 16 September 2019 ditandai dengan kepulangan jamaah haji gelombang II di tanah air.
Dengan jumlah paling besar sedunia, Makkah Route sangat membantu jamaah Indonesia dalam melaksanakan seluruh proses ibadah dari Rukun Islam ke-5 tersebut.
Penulis: Redaksi