Gempa dengan magnitudo 5,6 yang tidak berpotensi tsunami tersebut mengakibatkan korban meninggal di beberpa kecamatan. Data sementara tentang gempa tersebut juga menunjukan terdapat 17 orang luka-luka.
Jakarta (Indonesia Window) – Setidaknya 14 orang meninggal saat gempa dengan magnitudo 5.6 mengguncang Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, menurut Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Suharyanto pada jumpa pers, Senin.
Gempa dengan magnitudo 5.6 yang tidak berpotensi tsunami tersebut mengakibatkan korban meninggal yang tersebar di Kecamatan Cilaku, Kecamatan Cianjur, dan Kecamatan Cugenang, kata Suharyanto, seraya menambahkan, data sementara tentang gempa tersebut juga menunjukan terdapat 17 orang luka-luka.
BNPB juga masih mencatat kerusakan yang dialami rumah, fasilitas pendidikan, rumah sakit, sarana ibadah dan sebagainya.
Sejauh ini Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BNPB telah mendapatkan sejumlah informasi dari beberapa daerah.
Sementara itu, Tim Reaksi Cepat, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cianjur masih melakukan pendataan di beberapa wilayah.
Laporan sementara yang diperoleh Pusdalops menyebutkan satu unit pondok pesantren rusak berat dan RSUD Cianjur rusak sedang. Kerusakan fasilitas publik yang masih diidentifikasi, antara lain 2 unit gedung pemerintah, 3 unit fasilitas pendidikan, dan 1 tempat ibadah.
Warga di Cianjur merasakan guncangan cukup kuat gempa dengan magnitudo 5, 6 tersebut selama 10 – 15 detik.
Selain wilayah Cianjur, BPBD Kabupaten Bogor melaporkan dua rumah warga rusak. Guncangan gempa yang dirasakan di wilayah ini terkategori sedang selama 5 – 7 detik.
BPBD Kota Sukabumi menginformasikan warganya merasakan guncangan cukup kuat selama 7 – 10 detik, sedangkan BPBD Kabupaten Sukabumi menyampaikan adanya guncangan kuat selama 5-7 detik, mengakibatkan sebagian warga panik.
Di Kabupaten Bandung, guncangan sedang dirasakan warga setempat selama 5 – 7 detik.
Pusdalops BNPB juga mendapatkan laporan lain mengenai warga yang merasakan guncangan, seperti di DKI Jakarta, Kota Bekasi, Kota Bogor dan Kabupaten Garut. Warga di wilayah-wilayah tersebut merasakan guncangan gempa dengan intensitas lemah hingga kuat.
BPBD yang wilayahnya merasakan gempa telah melakukan pemantauan dampak gempa.
Sementara itu, pemantauan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan kekuatan gempa diukur dengan skala MMI atau Modified Mercalli Intensity.
Gempa yang terjadi pada pukul 13:21:10 WIB tersebut dirasakan di Cianjur pada skala MMI (Modified Mercalli Intensity) V-VI, Garut (MMI IV – V), Sukabumi (MMI IV – V), Cimahi (MMI III), Lembang (MMI III), dan Kota Bandung (MMI III).
Gempa tersebut juga dirasakan di Cikalong Wetan (MMI III), Rangkas Bitung (MMI III), Bogor (MMI III), Bayah (MMI III), Rancaekek (MMI II – II), Tangerang Selatan (MMI II – III), Jakarta (MMI II – III), Depok (MMI II – III), Tangerang (MII II – II), dan Bakauheni (MMI III).
Gempa yang tidak berpotensi tsunami tersebut terjadi pada koordinat 6,84 LS, 107,05 BT, di kedalaman 10 km di bawah permukaan laut, sebelah 10 km barat daya Kabupaten Cianjur.
Berdasarkan kajian inaRISK, sebanyak 32 kecamatan di Kabupaten Cianjur memiliki potensi bahaya gempa bumi dengan kategori sedang hingga tinggi.
BNPB mengimbau pemerintah daerah dan warga untuk meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan menghadapi bahaya gempa bumi.
Warga di wilayah terdampak gempa diimbau untuk memeriksa struktur bangunan sebelum masuk kembali ke rumah mereka, guna memastikan tidak ada kerusakan seperti tiang rumah, kuda-kuda atap, dan struktur lainnya.
Warga juga diminta agar tetap waspada terhadap potensi gempa susulan dengan terus mengikuti pemutakhiran data dari lembaga berwenang.
Laporan: Redaksi