Muara Sungai Yangtze kini telah kembali ke kondisi lingkungan dan ekologi yang kondusif, dipercepat oleh serangkaian kebijakan perlindungan sungai, terutama dalam satu dekade terakhir.
Nanjing, China (Xinhua) – Zhang Zhiping (59) akhirnya dapat kembali menyaksikan air jernih dan ikan-ikan melompat di sungai, pemandangan yang lazim terlihat pada masa kecilnya namun menghilang pada 1980-an.
“Lumba-lumba tanpa sirip telah kembali. Dan ketika pintu sungai dibuka, saya bisa melihat ikan-ikan itu melompat!” ujar Zhang, warga Kota Nantong, Provinsi Jiangsu, China timur.
Tinggal di dekat Sungai Kuzigang, yang mengalir hingga ke Sungai Yangtze, di Distrik Chongchuan, Zhang menjadi saksi hidup dari perbaikan lingkungan dan ekologi, yang dipercepat oleh serangkaian kebijakan perlindungan sungai, terutama dalam satu dekade terakhir.
Zhang mengingat kembali pada 1980-an sampai 1990-an, keberadaan pabrik kian menjamur di sepanjang Sungai Yangtze, hingga menimbulkan polusi dalam jumlah besar. Minyak dan sampah mengapung di sungai, dan dengan aktivitas penangkapan ikan yang berlebih, jumlah populasi ikan pun menurun.
Dalam beberapa tahun terakhir, Sungai Yangtze menjadi lebih terlindungi, semakin banyak pula pabrik di sepanjang pesisir yang ditutup, dan nelayan kembali ke daratan untuk beralih menggeluti mata pencaharian lainnya. Zhang, yang menangkap ikan hampir sepanjang hidupnya, berhenti dari profesinya tersebut pada 2018.
“Meskipun saya tidak dapat lagi menangkap ikan, saya senang melihat perubahan seperti itu,” ucap Zhang.
Kini, Zhang rutin pergi ke tepi sungai setiap dua atau tiga hari dan menjadi sukarelawan sebagai inspektur perlindungan sungai. Kala menemukan tindakan pelanggaran atau kerusakan lingkungan, dia akan segera menghentikannya atau melaporkan hal tersebut kepada otoritas terkait.
Tempat Wisata Yuantuojiao di Nantong, yang terletak di muara Sungai Yangtze, juga mengalami perubahan signifikan. Xu Nannan, seorang anggota staf resor itu, menuturkan bahwa tempat itu dulunya merupakan pelabuhan nelayan yang kacau yang penuh dengan kapal feri ilegal. Banyak nelayan dari kota lain tinggal di perahu, dan perilaku ilegal seperti menangkap ikan secara besar-besaran kerap dilaporkan.
Sejak 2017, resor tersebut melakukan renovasi besar-besaran, dengan membersihkan 20.000 meter persegi konstruksi ilegal, 300 lebih kapal feri yang terbengkalai, dan 12 dermaga ilegal, serta memanfaatkan dana sosial untuk membangun blok wisata dan rekreasi.
“Lingkungan menjadi indah. Jumlah wisatawan di resor itu melonjak dalam beberapa tahun terakhir, mencapai lebih dari 2 juta orang. Pendapatan yang diperoleh warga melalui pembukaan penginapan rumah (homestay) dan rumah pertanian pun jauh melebihi hasil dari bertani dan menangkap ikan,” kata Xu.
Menurut data biro ekologi dan lingkungan Nantong, Nantong menutup dua kawasan industri kimia di sepanjang Sungai Yangtze dan lebih dari 400 perusahaan kimia dalam beberapa tahun terakhir.
Yang Jian, seorang peneliti di Pusat Penelitian Perikanan Air Tawar dari Akademi Ilmu Perikanan China, mengatakan pemantauan muara Sungai Yangtze dan perairan di sekitarnya menunjukkan sumber daya ikan teri ekor panjang Yangtze semakin pulih. Spesies migrasi unggulan di Yangtze bahkan muncul di Danau Dongting dan perairan lain di mana ikan tersebut tidak ditemukan selama lebih dari satu dekade.
Pada 1 Januari 2021, larangan penangkapan ikan selama 10 tahun mulai berlaku di sejumlah perairan penting Yangtze, setelah 332 kawasan konservasi di sepanjang sungai itu memberlakukan larangan penangkapan ikan setahun yang lalu, guna membantu sungai tersebut pulih dari penyusutan sumber daya air dan penurunan keanekaragaman hayati.
Larangan penangkapan ikan tersebut meletakkan dasar bagi pemulihan berkelanjutan spesies migrasi muara di sejumlah sungai dan laut. Pembangunan hijau daerah pesisir di sepanjang muara Sungai Yangtze, terutama dalam pencegahan pencemaran air dan penetapan regulasi garis pantai, memperbaiki lingkungan habitat tersebut, kata Zhong Xiaming, Sekretaris Partai Institut Penelitian Perikanan Laut Jiangsu.
Laporan: Redaksi