Pertemuan Xi dan Biden yang diadakan menjelang penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Kelompok 20 (G20) di pulau resor Bali membahas isu-isu utama mengenai hubungan kedua negara secara jujur, mendalam, konstruktif, dan strategis.
Badung, Bali (Xinhua) – Anggota Dewan Negara sekaligus Menteri Luar Negeri (Menlu) China Wang Yi pada Senin (14/11) di Bali berbicara kepada media tentang pertemuan antara Presiden China Xi Jinping dan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden yang mendapat banyak sorotan, dan menjawab sejumlah pertanyaan dari para jurnalis mengenai hal ini.
Selama pertemuan tatap muka antara Xi dan Biden yang diadakan sebelumnya pada Senin menjelang penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Kelompok 20 (G20) di pulau resor Bali, kedua kepala negara melakukan interaksi yang jujur, mendalam, konstruktif, dan strategis tentang isu-isu utama mengenai hubungan China-AS serta prospek perdamaian dan pembangunan global, kata Wang.
Seraya menyebutkan betapa pentingnya pertemuan itu, Wang mengatakan pertemuan tersebut merupakan pertemuan tatap muka pertama antara kepala negara China dan AS dalam kurun waktu tiga tahun, pertemuan tatap muka pertama antara Xi dan Biden sejak Biden mulai menjabat sebagai presiden AS, dan juga interaksi pertama antara pemimpin tertinggi kedua negara itu setelah China dan AS memenuhi agenda domestik utama masing-masing tahun ini.
Menyebutkan tentang interaksi mendalam antara Xi dan Biden, Wang mengatakan pertemuan itu berlangsung selama lebih dari tiga jam, lebih lama dari yang disepakati sebelumnya, dan bahwa pertukaran pandangan antara kedua kepala negara itu bersifat komprehensif, mendalam, jujur, konstruktif, dan strategis.
Wang mengatakan bahwa isi pertemuan itu begitu kaya dan kedua kepala negara membahas lima topik, termasuk kebijakan dalam dan luar negeri masing-masing negara, hubungan China-AS, masalah Taiwan, dialog dan kerja sama di berbagai bidang serta isu-isu global dan regional utama, yang mencakup aspek-aspek terpenting dari hubungan China-AS serta isu-isu regional dan global yang paling mendesak saat ini.
Menyebut pertemuan tersebut sebagai pedoman untuk masa depan, Wang mengatakan bahwa kedua kepala negara telah memetakan arah dan menyusun rencana untuk hubungan China-AS dalam pertemuan itu.
Dalam pertemuan itu, Presiden Xi menguraikan sejumlah hasil utama dan signifikansi besar dari Kongres Nasional Partai Komunis China (Communist Party of China/CPC) ke-20, menekankan bahwa kebijakan dalam dan luar negeri CPC serta pemerintah China bersifat terbuka dan transparan, dengan iktikad strategis yang dinyatakan dengan jelas dan transparan serta kontinuitas dan stabilitas yang kuat, kata Wang.
Pertemuan itu tidak hanya memiliki signifikansi praktis yang besar, tetapi juga akan memiliki dampak yang penting dan luas terhadap hubungan China-AS di tahap berikutnya dan bahkan dalam periode yang lebih lama lagi ke depannya, tutur Wang.
Wang secara khusus menyebutkan pernyataan Biden terkait masalah Taiwan, yakni bahwa AS berkomitmen terhadap kebijakan Satu China, tidak mendukung “kemerdekaan Taiwan”, tidak mendukung prinsip “dua China” atau “satu China, satu Taiwan”, dan tidak berniat menggunakan masalah Taiwan sebagai alat untuk mengekang China.
Dalam pertemuan itu, kedua presiden sepakat menjaga komunikasi secara rutin, dan sepakat bahwa tim diplomatik masing-masing negara harus menjaga komunikasi strategis agar dapat mengimplementasikan pemahaman bersama yang dicapai dalam pertemuan tersebut, papar Wang.
Laporan: Redaksi