Banner

Ibu kota India, New Delhi, diselimuti kabut asap ‘berbahaya’

Polusi udara di New Delhi mencapai tingkat ‘berbahaya’ saat asap dari lahan pertanian yang dibakar di India utara dikombinasikan dengan polutan lain, menciptakan kabut abu-abu berbahaya yang menyelimuti kota berpenduduk 20 juta jiwa itu. (Xinhua/tangkapan layar)

Polusi udara di New Delhi mencapai tingkat ‘berbahaya’ saat asap dari lahan pertanian yang dibakar di India utara dikombinasikan dengan polutan lain, menciptakan kabut abu-abu berbahaya yang menyelimuti kota berpenduduk 20 juta jiwa itu.

 

Jakarta (Indonesia Window) – Polusi udara di New Delhi ditandai dengan kabut asap tebal mencapai tingkat ‘berbahaya’ pada hari Kamis ketika asap dari ribuan lahan pertanian yang dibakar di India utara dikombinasikan dengan polutan lain menciptakan kabut abu-abu berbahaya yang menyelimuti kota besar itu.

Tingkat partikel paling berbahaya – PM2.5 (partikel polutan yang sangat kecil sehingga dapat memasuki aliran darah) – mencakup 588 per meter kubik pada Kamis pagi, menurut perusahaan pemantau IQAir.

Angka itu hampir 40 kali maksimum harian yang direkomendasikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). IQAir menilai tingkat polusi secara keseluruhan sebagai “berbahaya.”

“Ini benar-benar waktu terburuk untuk keluar di Delhi. Seseorang tidak pernah bangun dan merasa segar dengan polusi ini,” kata polisi Hem Raj (42) kepada AFP.

Banner

“Badan terasa lelah dan lesu di pagi hari. Mata selalu berair dan tenggorokan gatal setelah menghabiskan berjam-jam di jalan Delhi,” katanya.

Setiap musim dingin, udara yang lebih sejuk, asap dari petani yang membakar jerami, dan emisi dari kendaraan dan sumber lain bergabung untuk menciptakan kabut asap mematikan yang mengurangi jarak pandang di kota berpenduduk 20 juta orang itu.

Pada tahun 2020, sebuah studi Lancet mengaitkan 1,67 juta kematian dengan polusi udara di India pada 2019, termasuk hampir 17.500 jiwa di ibu kota.

Pihak berwenang Delhi secara teratur mengumumkan berbagai rencana untuk mengurangi polusi, misalnya dengan menghentikan pekerjaan konstruksi, tetapi tidak banyak berpengaruh.

Pembakaran sawah setelah panen di Punjab dan negara bagian lain terus terjadi setiap tahun meskipun ada upaya untuk membujuk petani agar menggunakan metode yang berbeda.

Situasi ini juga merupakan titik nyala politik – dengan ibu kota dan Punjab diperintah oleh Partai Aam Aadmi (AAP), saingan Partai Bharatiya Janata (BJP) pimpinan Perdana Menteri Narendra Modi.

Banner

“Mulai hari ini, Punjab, negara bagian yang dijalankan oleh AAP, telah mengalami peningkatan kebakaran pertanian lebih dari 19 persen selama tahun 2021,” cuit menteri lingkungan Bhupender Yadav, yang berasal dari BJP, pada hari Rabu (2/11). “Tidak ada keraguan siapa yang telah mengubah Delhi menjadi kamar gas,” tambahnya.

“Saya sudah lama di sini dan situasinya semakin memburuk. Kami menghabiskan 8 hingga 10 jam di jalan Delhi setiap hari dan itu sulit karena polusi menyerang semua orang,” kata Brij Lal (54), anggota polisi lainnya.

“Tapi tidak banyak yang bisa kita lakukan tentang situasi ini karena polisi harus turun ke jalan, berada di antara orang-orang sepanjang waktu,” ujarnya.

Sumber: AFP

Laporan: Redaksi

Banner

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Banner

Iklan