Banner

Utusan China peringatkan bahaya Perang Dingin baru

Sebuah bangunan yang rusak sedang dalam proses pembongkaran di Mariupol, Ukraina, pada 23 Agustus 2022. (Xinhua/Victor)

Hari ini di abad ke-21, mentalitas Perang Dingin dan permainan menang-kalah (zero-sum) merupakan konsep yang sudah sangat usang. Terobsesi dengan kekuatan militer dan mencari keamanan mutlak hanya akan mengarah pada peningkatan ketegangan yang konstan, yang tidak menjadi kepentingan pihak mana pun.”

 

Jakarta (Indonesia Window) – Seorang utusan China pada Rabu (24/8) memperingatkan bahaya Perang Dingin baru dan menekankan pentingnya menjaga stabilitas strategis global.

“Krisis Ukraina dan serangkaian perkembangan ketegangan baru-baru ini di seluruh dunia menunjukkan bahwa… kita harus sangat waspada terhadap setiap upaya yang disengaja untuk memprovokasi masalah dan mengintensifkan perpecahan maupun konfrontasi, dan kita harus menjaga stabilitas strategis global,” sebut Zhang Jun, perwakilan tetap China untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

“Kita tidak boleh membiarkan dunia tergelincir ke dalam Perang Dingin baru,” katanya dalam sebuah pertemuan Dewan Keamanan PBB terkait konflik Ukraina.

Fakta telah membuktikan bahwa mentalitas Perang Dingin dan konfrontasi blok harus ditolak dengan tegas, ujarnya.

Banner

Lebih dari 30 tahun setelah berakhirnya Perang Dingin, NATO terus melakukan ekspansi ke arah timur, yang tidak membuat Eropa menjadi lebih aman, tetapi menabur benih konflik. Semua umat manusia hidup dalam sebuah komunitas keamanan yang tak terpisahkan, dan keamanan bersama merupakan kepentingan bersama yang paling utama dari semua negara. Keamanan satu negara tidak boleh mengorbankan keamanan negara lain, dan keamanan regional tidak dapat diwujudkan dengan memperkuat blok militer, ungkapnya.

Perang dingin baru
Sejumlah staf bekerja di Markas Besar NATO di Brussel, Belgia, pada 24 Maret 2022. (Xinhua/Zheng Huansong)

Hari ini di abad ke-21, mentalitas Perang Dingin dan permainan menang-kalah (zero-sum) merupakan konsep yang sudah sangat usang. Terobsesi dengan kekuatan militer dan mencari keamanan mutlak hanya akan mengarah pada peningkatan ketegangan yang konstan, yang tidak menjadi kepentingan pihak mana pun, tuturnya.

Fakta telah membuktikan bahwa pemisahan diri dan keberpihakan harus ditolak dengan tegas, ujar Zhang.

Perekonomian di seluruh dunia sangat terintegrasi. Sejumlah negara tertentu yang dengan sewenang-wenang menerapkan sanksi sepihak dan yurisdiksi lengan panjang, mempolitisasi dan mempersenjatai ekonomi, perdagangan, dan teknologi, serta bersikeras memisahkan diri (decoupling) dan membangun “halaman kecil, pagar tinggi” telah menyebabkan kesulitan lebih lanjut dalam mata pencaharian masyarakat di negara-negara berkembang, bahkan mengancam ketahanan pangan, energi, dan keuangan global, ungkapnya.

Negara-negara berkembang seharusnya tidak dibuat untuk menanggung beban konflik geopolitik dan persaingan kekuatan besar. Mereka memiliki hak untuk secara independen memutuskan kebijakan luar negeri mereka, dan tidak boleh dipaksa untuk memihak, sebut Zhang.

Fakta juga membuktikan bahwa standar ganda dan penerapan aturan yang selektif harus ditolak dengan tegas, katanya.

Banner

Menjunjung tinggi tujuan dan prinsip Piagam PBB serta menghormati kedaulatan dan integritas wilayah semua bangsa jangan sampai hanya sekadar ucapan belaka. Semua negara harus mematuhi prinsip-prinsip ini dalam praktik dengan konsistensi pada beragam isu yang melibatkan berbagai negara.

Rakyat China memiliki pemahaman yang mendalam dan perasaan yang kuat tentang kedaulatan dan integritas wilayah melalui pengalaman langsung. China secara konsisten menghormati kedaulatan dan integritas wilayah negara lain, serta bertekad untuk secara tegas menjaga kedaulatan dan integritas wilayahnya sendiri, tuturnya.

Sumber: Xinhua

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Banner

Iklan