Pengurangan ekspor biji-bijian Rusia kemungkinan dipengaruhi penurunan volume panen tahun ini disebabkan oleh terlambatnya awal aktivitas kerja di banyak daerah akibat musim semi yang dingin dan cuaca buruk, serta kesulitan pasokan komponen asing untuk peralatan pertanian.
Jakarta (Indonesia Window) – Rusia kemungkinan akan mengurangi 50 juta ton ekspor biji-bijian yang direncanakan tahun ini akibat potensi penurunan hasil panen, kata Menteri Pertanian Rusia Dmitry Patrushev pada Jumat (5/8).
Kemungkinan penurunan volume panen tahun ini disebabkan oleh terlambatnya awal aktivitas kerja di banyak daerah akibat musim semi yang dingin dan cuaca buruk, serta kesulitan pasokan komponen asing untuk peralatan pertanian, kata Patrushev.
“Secara keseluruhan, semua (faktor) ini menimbulkan risiko terhadap pencapaian target 130 juta ton. Tentu, kami akan sepenuhnya memasok pasar domestik dan tidak akan ada masalah terkait hal itu. Namun, kami terpaksa harus merevisi rencana ekspor 50 juta ton, kecuali kami mencapai volume yang direncanakan. Ini tidak hanya dapat berdampak negatif terhadap pasar ekspor biji-bijian Rusia tapi juga global,” ujar Patrushev.
Kementerian Pertanian Rusia sebelumnya memperkirakan volume panen biji-bijian tahun ini bakal mencapai 130 juta ton, termasuk rekor tertinggi 87 juta ton gandum, dan diharapkan mampu mengekspor 50 juta ton biji-bijian.
Menurut Patrushev, petani Rusia sejauh ini telah memanen sekitar 55 juta ton biji-bijian, jauh lebih sedikit dibandingkan volume pada periode yang sama tahun lalu.
Pada 2021, Rusia memanen hampir 121 juta ton biji-bijian, termasuk sekitar 76 juta ton gandum.
Sumber: Xinhua
Laporan: Redaksi