Jakarta (Indonesia Window) – Alih-alih menggunakan kekuatan militer untuk menguasai sebuah wilayah, pendekatan ekonomi dan budaya kini jauh lebih efektif untuk mengembangkan pengaruh suatu bangsa ke seluruh dunia.
Salah satu pendekatan budaya yang semakin populer di dunia adalah menyebarkan bahasa nasional kepada masyarakat dari negara lain.
Strategi tersebut telah diterapkan oleh Pemerintah Rusia.
Menurut peneliti dari Universitas Warsawa, Polandia, Anna Tiido, Rusia menggunakan bahasa nasionalnya untuk memperkuat rezim domestiknya dan menyebarkan pengaruh Rusia ke luar negeri.
Penggunaan Bahasa Rusia di negara-negara pecahan Uni Soviet menguatkan klaim bahwa mereka bagian dari “dunia Rusia”.
Sementara itu, sejak 1970-an Jepang gencar mempromosikan bahasanya ke seluruh dunia guna meningkatkan pandangan positif masyarakat internasional terhadap negara di Asia Timur tersebut.
Promosi itu membuat Bahasa Jepang terus mendunia dengan 3,85 juta orang di 142 negara mempelajari bahasa itu.
Pendekatan yang sama juga dilakukan oleh China yang sejak 2005 mendirikan dan membiayai berbagai program pembelajaran Bahasa Mandirin di seluruh dunia.
Bahkan pada 2018 ada 548 Institut Konfusius, 1.193 kelas bahasa, dan 5.665 pusat pembelajaran Bahasa Mandarin di 154 negara.
Banyak pihak menilai masifnya promosi Bahasa Mandarin sebagai strategi luar negeri negeri tirai bambu itu untuk membentuk citra positif negara tersebut di mata masyarakat internasional.
Pemerintah China sendiri mengakui program pengajaran Bahasa Mandarin merupakan strategi yang efektif dalam mempopulerkan bahasa dan budaya China, meningkatkan persahabatan dan pengertian bersama dengan negara lain, meningkatkan kerja sama budaya dan ekonomi, serta memperkuat pengaruh China di kalangan komunitas internasional.
Laporan: Redaksi