Banner

Magelang, Jawa Tengah (Indonesia Window) – Belatung pada mayat dapat membantu menentukan kapan seseorang atau hewan mati, atau ketika suatu penganiayaan dimulai.

Namun, proses ini memakan waktu dan sumber daya yang intensif. Ini juga bergantung pada penilaian spesies oleh ahli entomologi terlatih.

Para peneliti baru-baru ini melaporkan di ACS’ Analytical Chemistry mengenai pengembangan metode analisis maggot molekuler yang cepat, mudah, dan tidak terlalu subjektif.

Lalat yang hamil, yang dapat mendeteksi jaringan yang membusuk dari jarak sejauh 2 mil, bertelur di sisa-sisa tubuh dalam beberapa menit atau jam setelah kematian.

Setelah telur menetas, larva yang muncul atau dengan kata lain belatung akan memakan jaringan tubuh.

Banner

Penyelidik forensik mengumpulkan larva, dan ahli entomologi menentukan spesies dan tahap kehidupan mereka, yang dapat mengungkapkan kapan kematian terjadi.

Namun, analisis ini bisa jadi sulit karena tubuh mungkin penuh dengan telur dan larva dari beberapa spesies, semuanya bercampur menjadi satu. Selain itu, larva dari spesies yang berbeda sulit untuk dibedakan, sehingga mereka biasanya dibesarkan hingga dewasa agar dapat diidentifikasi dengan lebih akurat.

Tapi itu membutuhkan waktu dan pelatihan yang mungkin tidak dimiliki peneliti, dan larva dalam sampel yang dikumpulkan mungkin tidak hidup pada saat pemeriksaan.

Sebagai alternatif yang lebih cepat dan lebih objektif, para peneliti telah mencoba analisis DNA untuk membedakan spesies, tetapi genom dari banyak lalat ini tidak diketahui. Maka Rabi A. Musah dan rekan-rekannya mulai mengembangkan metode yang lebih baik dengan mengoptimalkan metode mereka untuk analisis multispesies.

Mereka menggunakan metode yang disebut analisis langsung secara real time-resolusi tinggi spektrometri massa untuk mendapatkan informasi molekuler tentang berbagai kombinasi spesies belatung.

Kemudian, mereka mengembangkan prediktor konformal hierarkis baru dan menerapkannya pada data. Dengan metode ini, untuk pertama kalinya, belatung dari campuran hingga enam spesies dapat dibedakan.

Banner

Sumber: sciencedaily.com

Laporan: Ditasari Amalia

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Banner

Iklan