Jakarta (Indonesia Window) – Harga minyak mentah Indonesia atau Indonesian Crude Price (ICP) rata-rata pada Desember 2021 turun sebesar 6,77 dolar AS per barel dari 80,13 dolar per barel menjadi 73,36 dolar per barel.
Penurunan ini diakibatkan kekhawatiran tentang permintaan yang dipicu oleh kenaikan global yang cepat akibat penyebaran varian Omicron, serta kenaikan pasokan minyak dari Libya.
“Meningkatknya sejumlah kasus (Covid-19) Omicron di sejumlah negara berdampak besar terhadap perilaku pasar. Pembatasan aktivitas ekonomi mengakibatkan penurunan permintaan minyak mentah global,” kata Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM Agung Pribadi, Selasa (11/1).
Di sisi lain, inflasi, pelepasan cadangan strategis, dan berlanjutnya peningkatan produksi OPEC+ serta penguatan nilai tukar dolar AS terhadap mata uang utama dunia lainnya menyebabkan turunnya minat investor pada komoditas minyak hingga level terendah dalam beberapa tahun dan mendorong aksi profit taking di saat harga masih tinggi.
Sementara itu, Badan Energi Internasional (IEA) dalam laporan Desember 2021 menyatakan bahwa pasokan minyak mentah global melebihi permintaan terutama akibat naiknya produksi AS menyusul meningkatnya aktivitas pengeboran dan produksi OPEC+ sebesar 450.000 barel per hari.
OPEC melaporkan permintaan minyak pada kuartal keempat tahun 2021 disesuaikan sedikit lebih rendah terutama untuk memperhitungkan langkah-langkah penahanan COVID-19 di Eropa dan potensi dampaknya terhadap permintaan bahan bakar transportasi, serta munculnya varian Omicron.
Pada tahun 2021 total permintaan minyak dunia sebesar 96,63 juta barel per hari secara tahunan.
Penurunan harga minyak mentah internasional juga dipengaruhi oleh Bank of England yang mengumumkan kenaikan suku bunga tidak terduga (keputusan ini menjadi yang pertama di antara negara-negara maju kelompok G7 yang melakukan pengetatan moneter sejak pandemik) setelah Federal Reserve AS mengindikasikan potensi percepatan pengurangan stimulus fiskal dan menaikkan suku bunga lebih awal guna mengatasi inflasi.
Indikasi tersebut membuat dolar AS lebih menarik bagi investor dibandingkan dengan pasar ekuitas.
Laporan Tim Harga Minyak Mentah Indonesia, Rystad Energy, memperkirakan throughput kilang global pada kuartal keempat tahun 2021 direvisi turun 400.000 barel per hari dibanding laporan bulan November 2021, menjadi rata-rata 78,7 juta barel per hari.
Di kawasan Asia Pasifik, penurunan harga minyak mentah selain disebabkan oleh faktor-faktor tersebut, juga dipengaruhi oleh terus berlanjutnya ekspektasi akan pelepasan cadangan minyak strategis China, penurunan pertumbuhan perekonomian di wilayah ini, terutama di China dan India, serta penurunan impor minyak mentah di China dan Jepang.
Perkembangan harga rata-rata minyak mentah utama di pasar internasional pada bulan Desember 2021 dibandingkan bulan November 2021 adalah sebagai berikut.
Dated Brent turun sebesar 7,34 dolar per barel dari 81,44 dolar per barel menjadi 74,10 dolar per barel.
WTI (Nymex) turun sebesar6,96 dolar per barel dari 78,65 dolar per barel menjadi 71,69 dolar per barel.
Basket OPEC turun sebesar 6,88 dolar per barel dari 80,37 dolar per barel menjadi 73,49 dolar per barel.
Brent (ICE) turun sebesar 6,05 dolar per barel dari 80,85 dolar per barel menjadi 74,80 dolar per barel.
Laporan: Redaksi