Jakarta (Indonesia Window) – Bank Pembangunan Asia (ADB) pada Selasa memangkas perkiraan pertumbuhannya untuk negara-negara berkembang Asia tahun ini dan selanjutnya, guna mencerminkan risiko dan ketidakpastian oleh varian Omicron.
Pemberi pinjaman yang berbasis di Manila, Filipina itu sekarang memproyeksikan pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) 2021 sebesar 7,0 persen untuk negara-negara berkembang Asia, turun dari 7,1 persen. Sementara pertumbuhan 2022 sebesar 5,3 persen, atau turun dari 5,4 persen pada September.
“COVID-19 telah surut di negara berkembang Asia, tetapi meningkatnya infeksi di seluruh dunia dan munculnya varian yang menyebar cepat menunjukkan bahwa pandemi akan membutuhkan waktu untuk berhenti,” kata ADB dalam suplemen untuk laporan Asian Development Outlook.
Sebagian besar sub kawasan berkembang Asia diperkirakan tumbuh lebih lambat dari perkiraan sebelumnya tahun ini, sebagian karena pemulihan yang lemah di China.
Ekonomi China, yang melakukan rebound mengesankan dari kemerosotan pandemik tahun lalu, telah kehilangan momentum dalam beberapa bulan terakhir karena bergulat dengan lonjakan harga-harga, sektor manufaktur yang melambat, masalah utang di pasar properti, dan wabah COVID-19 yang terus-menerus.
ADB memproyeksikan ekonomi China akan tumbuh 8,0 persen tahun ini, sedikit lebih lemah dari perkiraan 8,1 persen pada September, sebelum melambat menjadi 5,3 persen pada 2022, atau turun dari proyeksi sebelumnya 5,5 persen.
Kemunculan Omicron baru-baru ini, yang menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah dilaporkan oleh lebih dari 60 negara sejak pertama kali terdeteksi bulan lalu di Afrika Selatan dan Hong Kong, “adalah pengingat yang serius bahwa wabah lebih lanjut kemungkinan tetap ada,” kata ADB.
ADB memangkas perkiraan pertumbuhan 2021 untuk India menjadi 9,7 persen dari perkiraan 10,0 persen yang dibuat pada September, tetapi membiarkan perkiraan pertumbuhan 2022 tidak berubah pada 7,5 persen.
Bank pembangunan itu, mempertahankan perkiraan pertumbuhan 2021 untuk Indonesia tak berubah pada 3,5 persen sama seperti yang dibuat pada September, serta meningkatkan perkiraan pertumbuhan 2022 menjadi 5,0 persen dari 4,8 persen yang dibuat pada September.
Untuk mempertimbangkan ekspansi kuartal ketiga yang lebih lambat di Asia Tenggara, ADB memangkas perkiraan pertumbuhannya untuk sub kawasan menjadi 3,0 persen pada tahun 2021 dari 3,1 persen. Namun, ADB menaikkan proyeksi pertumbuhannya untuk sub kawasan tahun depan menjadi 5,1 persen dari 5,0 persen.
Inflasi diperkirakan akan tetap terkendali di Asia, kata ADB, yang akan memungkinkan kebijakan moneter untuk tetap mendukung pertumbuhan di tengah berlanjutnya risiko dari pandemik.
Laporan: Redaksi