Banner

Indonesia gabung Clean Energy Demand Initiative untuk investasi energi bersih

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif dalam peluncuran Clean Energy Demand Initiative (CEDI) di KTT Perubahan Iklim COP26 di Glasgow, Skotlandia, Kamis (4/11/2021). (Kementerian ESDM)

Jakarta (Indonesia Window) – Pemerintah Indonesia menyatakan bergabung dengan Clean Energy Demand Initiative (CEDI), yaitu inisiatif dari Pemerintah Amerika Serikat (AS) yang bersedia melakukan investasi di sektor energi bersih.

Langkah tersebut adalah upaya Indonesia dalam menjalankan mitigasi perubahan iklim dan peningkatan ekonomi hijau (green economy).

The Clean Energy Demand Initiative merupakan inisiatif nyata bantuan internasional diperlukan untuk mempercepat langkah dalam mencapai target NDC (Nationally Determined Contribution) tahun 2030 dan mencapai net zero emission sebelum 2060, kata Menteri ESDM Arifin Tasrif dalam peluncuran CEDI di KTT Perubahan Iklim COP26 di Glasgow, Skotlandia, Kamis (4/11).

“Ekonomi hijau, teknologi hijau, dan produk hijau perlu ditingkatkan agar Indonesia dapat lebih berdaya saing di pasar global,” ujar Arifin Tasrif.

Bergabungnya Indonesia ke dalam inisiatif ini, imbuhnya, dapat memperkuat kerja sama dengan pemerintah serta entitas bisnis yang berpengaruh di Amerika Serikat guna mempromosikan investasi energi bersih.

Banner

“Saya mengucapkan rasa terima kasih dan apresiasi kami kepada Pemerintah AS yang telah mengundang kami untuk bergabung dalam inisiatif ini. Saya menantikan pembahasan lebih lanjut mengenai kerja sama ini,” ujar Menteri ESDM.

Salah satu upaya Indonesia dalam mengembangkan kawasan industri hijau adalah memanfaatkan pembangkit listrik berbasis energy baru dan terbarukan (EBT) skala besar.

Saat ini, PLTA berkapasitas 9 gigawatt (GW) tengah dikembangkan di Provinsi Kalimantan Utara, yang terintegrasi dengan pengembangan industri hijau di bawah program Renewable Energy Based Industry Development (REBID).

“Program ini juga akan dikembangkan di daerah lain seperti Papua,” kata Arifin.

Selain itu, mulai tahun 2025 akan ada pengembangan super grid sebagai bagian dari penyediaan akses energi bagi masyarakat lokal di seluruh wilayah Indonesia.

Indonesia menetapkan target 23 persen EBT dalam bauran energi primer pada 2025, mengurangi emisi sebesar 29-41 persen berdasarkan target NDC pada 2030 dan net zero emission (NZE) pada 2060, atau lebih cepat dengan dukungan internasional.

Banner

“Kami sedang mempersiapkan roadmap NZE sesuai dengan (target) tersebut,” kata Menteri ESDM.

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Banner

Iklan