Jakarta (Indonesia Window) – Serangan pesawat tak berawak Amerika Serikat bulan Agustus di ibu kota Afghanistan, Kabul yang menewaskan 10 warga sipil tidak disebabkan oleh kelalaian kriminal tetapi oleh serangkaian kesalahan, menurut laporan Reuters, Rabu (3/11).
Penyelidikan oleh seorang inspektur militer menemukan pengabaian terhadap keberadaan anak-anak beberapa menit sebelum serangan itu terjadi.
Serangan 29 Agustus menewaskan 10 warga sipil, termasuk tujuh anak-anak, dalam insiden yang sebelumnya disebut militer sebagai “kesalahan tragis”.
Awalnya, Pentagon mengatakan serangan itu menargetkan seorang pengebom bunuh diri ISIS yang menjadi ancaman bagi pasukan pimpinan AS di bandara saat mereka menyelesaikan tahap terakhir penarikan pasukan dari Afghanistan.
Serangan itu terjadi beberapa hari setelah seorang pembom bunuh diri ISIS menewaskan 13 tentara AS dan sejumlah warga sipil Afghanistan yang telah berkerumun di luar gerbang bandara.
Penyelidikan oleh inspektur jenderal Angkatan Udara mengatakan serangan itu disebabkan oleh kesalahan eksekusi dan gangguan komunikasi.
“Ini kesalahan yang disesalkan. Ini kesalahan yang jujur,” kata Letnan Jenderal Sami Said, inspektur jenderal Angkatan Udara, kepada wartawan.
Dikatakan bahwa ketika dia meninjau data dan rekaman video, dia menemukan bukti satu anak di dekatnya sekitar dua menit sebelum pelatuk ditarik pada serangan drone.
Said tidak merekomendasikan tindakan disipliner tetapi mengatakan akan tergantung pada komandan untuk membuat keputusan tentang tindakan pertanggungjawaban yang harus diambil.
Steven Kwon, salah satu pendiri dan presiden Nutrition and Education International, yang mempekerjakan salah satu korban, mengatakan penyelidikan itu “sangat mengecewakan dan tidak layak.”
Laporan: Raihana Radhwa