Banner

Cadangan metan hidrat Indonesia ditemukan di perairan Sumatera hingga Laut Jawa

Ilustrasi. Potensi cadangan gas metan hidrat Indonesia yang mencapai lebih dari 850 trillion cubic feet Tcf ditemukan di dua lokasi utama, yakni perairan selatan Sumatera sampai ke arah barat Laut Jawa. (C Morrison from Pixabay)

Jakarta (Indonesia Window) – Potensi cadangan gas metan hidrat Indonesia yang mencapai lebih dari 850 trillion cubic feet (Tcf) ditemukan di perairan selatan Sumatera sampai ke arah barat Laut Jawa.

“Berdasarkan survei awal di tahun 2004, Indonesia berhasil menemukan potensi cadangan metan hidrat sebesar lebih dari 850 Tcf di dua lokasi utama, yaitu perairan selatan Sumatera sampai ke arah barat laut Jawa sebesar 625 Tcf, dan di Selat Makassar sebanyak 233,2 Tcf,” kata Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Migas) Tutuka Ariadji pada pertemuan Legal and Policy Framework for the Development of Offshore Methane Hydrate as the Indonesia’s Future Transitional Clean Energy secara daring pada Selasa (8/6).

Selain di dua lokasi tersebut, metan hidrat juga tersebar di daerah lepas pantai Simeuleu, Palung Mentawai, Selat Sunda, Busur Depan Jawa, Lombok Utara, Selat Makassar, Laut Sulawesi, Aru, Misool, Kumawa, Wigeo, Wokam, dan Salawati.

Pada kesempatan tersebut, Guru Besar Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan Institut Teknologi Bandung (ITB) Doddy Abdassah menjelaskan bahwa gas metan hidrat merupakan sumber daya hidrokarbon non konvensional terbesar dan dapat diproduksi secara aman.

Diperkirakan lebih dari 50 persen deposit hidrokarbon bumi tersimpan dalam bentuk gas metan hidrat.

Banner

Metan hidrat terbentuk ketika air yang terikat hidrogen dan gas metana bersentuhan pada tekanan tinggi dan suhu rendah di lautan.

Dengan menurunkan tekanan atau menaikkan suhu, hidrat hanya terurai menjadi air dan metana (lebih banyak metana). Satu meter kubik senyawa ini melepaskan sekitar 160 meter kubik gas, menjadikannya bahan bakar yang sangat intensif.

Menurut Doddy, analisis yang komprehensif dan terintegrasi dibutuhkan dalam eksplorasi dan produksi, serta riset dan pengembangan teknologi untuk komersialisasi produksi gas metan hidrat.

Indonesia sangat berpeluang untuk memanfaatkan potensi gas metan hidrat, dan harus segera memanfaatkan peluang ini guna mencapai energi fosil yang green energy, ujarnya.

Sementara itu, Professor of International and Comparative Law, School of Law dari University of Aberdeen Scotland, Andrew Partain, memberikan saran tentang pembangunan berkelanjutan untuk hidrat lepas pantai (offshore hydrate) di Indonesia.

Menurutnya, Indonesia perlu bergerak cepat untuk menyiapkan berbagai kebijakan dan kekuatan guna mengembangkan industri offshore hydrate, mengingat beberapa negara telah mempersiapkan industri ini agar dapat berjalan pada tahun 2030.

Banner

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Banner

Iklan