Jakarta (Indonesia Window) – Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) kelompok ekonomi G20 menghasilkan sejumlah komitmen dari para pemimpin negara untuk membantu negara-negara miskin di dunia, terutama dalam situasi COVID-19 dan pasca pandemik.
“Rakyat dan ekonomi kita masih menderita karena guncangan ini. Namun, kita akan melakukan yang terbaik untuk mengatasi krisis ini melalui kerja sama internasional,” kata Raja Salman bin Abdulaziz Al Saud dalam sambutan pembuka KTT G20 yang digelar secara virual di Riyadh, Sabtu (21/11).
Pandemik, yang akan membawa ekonomi global ke dalam resesi yang dalam tahun ini sebelum rebound ekonomi diharapkan pada 2021, menjadi agenda utama KTT G20.
Raja Salman menyatakan, 20 ekonomi global terbesar sejauh ini telah menyumbang 21 miliar dolar AS untuk menghadapi COVID-19 dan mengambil tindakan luar biasa untuk mendukung ekonomi dengan menyuntikkan lebih dari 11 triliun dolar AS untuk mendukung individu dan bisnis.
Dalam KTT G20 Riyadh para pemimpin G20 menyatakan khawatir bahwa pandemik akan semakin memperdalam perpecahan global antara yang kaya dan yang miskin.
“Kita perlu menghindari skenario dunia dua kecepatan di mana hanya yang lebih kaya yang dapat melindungi diri mereka sendiri dari virus dan memulai kembali kehidupan normal,” kata Presiden Perancis Emmanuel Macron pada KTT tersebut.
Karenanya, Uni Eropa mendesak para pemimpin G20 untuk segera menyumbang lebih banyak uang dalam proyek global untuk vaksin, uji, dan terapi yang disebut Access to COVID-19 Tools (ACT) Accelerator.
“Pada KTT G20 saya meminta 4,5 miliar dolar AS agar diinvestasikan di ACT Accelerator pada akhir tahun 2020, untuk pengadaan dan pengiriman uji COVID-19, perawatan, dan vaksin di mana-mana,” cuit kepala Komisi Eropa, Ursula von der Leyen, di Twitter. “Kami perlu menunjukkan solidaritas global,” imbuhnya.
Sementara itu, Presiden Rusia Vladimir Putin menawarkan untuk memberikan vaksin virus corona Sputnik V buatan Rusia ke negara lain, dan mengatakan Moskow juga sedang mempersiapkan vaksin kedua dan ketiga.
China, tempat pandemik itu bermula setahun lalu, juga menawarkan kerja sama dalam vaksin.
“China bersedia memperkuat kerja sama dengan negara lain dalam penelitian dan pengembangan, produksi, dan distribusi vaksin,” kata Presiden Xi Jinping pada KTT G20.
“Kami akan menawarkan bantuan dan dukungan kepada negara berkembang lainnya, dan bekerja keras untuk membuat vaksin menjadi barang publik yang dapat digunakan dan dibeli oleh warga dari semua negara,” katanya.
Laporan: Redaksi