Jakarta (Indonesia Window) – China menyumbang 30 persen dari total produksi manufaktur global pada 2021, meningkat dari 22,5 persen pada 2012 seiring industri tersebut berkembang semakin besar dan semakin kuat, menurut data dari badan regulator industri pada Selasa (14/6).
Produksi nilai tambah manufaktur naik dari 16,98 triliun yuan (sekira 37.282 triliun rupiah) pada 2012 menjadi 31,4 triliun yuan (sekitar 68.943 triliun rupiah) pada 2021, kata Wakil Menteri Perindustrian dan Teknologi Informasi China Xin Guobin dalam konferensi pers.
Walaupun konflik geopolitik dan kemunculan kembali kasus COVID-19 menambah tekanan penurunan pada ekonomi industri, dampaknya akan bersifat sementara, ujar Xin.
Dari sudut pandang jangka panjang, fundamental sistem manufaktur China yang lengkap dan tangguh tidak berubah.
Dengan kebijakan pendukung yang kontinu, ekonomi industri diperkirakan akan kembali normal sesegera mungkin, kata Xin.
Sumber: Xinhua
Laporan: Redaksi