Banner

COVID-19 – AS mulai evaluasi antivirus pada orang dewasa yang dirawat

Seorang pria yang mengenakan masker terlihat di sebuah jalan di Washington DC, Amerika Serikat, pada 16 Desember 2022. (Xinhua/Ting Shen)

Zat antivirus COVID-19 yang sedang diteliti oleh Institut Kesehatan Nasional (National Institutes of Health/NIH) Amerika Serikat telah memulai uji klinis multilokasi guna menilai apakah S-217622 mampu meningkatkan hasil klinis bagi pasien yang dirawat di rumah sakit untuk penanganan COVID-19 dibandingkan dengan terapi plasebo.

 

Los Angeles, AS (Xinhua) – Institut Kesehatan Nasional (National Institutes of Health/NIH) Amerika Serikat (AS) telah memulai uji klinis multilokasi untuk mengevaluasi zat antivirus yang sedang diteliti untuk pengobatan COVID-19, demikian diumumkan NIH pada Rabu (15/2).

Terapi tersebut, yang dikenal sebagai S-217622 atau asam fumarat ensitrelvir, ditemukan oleh Universitas Hokkaido Jepang dan Shionogi & Co., Ltd., sebuah perusahaan farmasi Jepang.

Pengujian tersebut menilai apakah S-217622 mampu meningkatkan hasil klinis bagi pasien yang dirawat di rumah sakit untuk penanganan COVID-19 dibandingkan dengan terapi plasebo. Pengujian ini akan menyertakan sekitar 1.500 orang di berbagai lokasi di seluruh dunia.

S-217622 menjadi agen pertama yang dievaluasi dalam protokol penelitian klinis adaptif global baru yang dikenal sebagai Strategi dan Perawatan untuk Infeksi Pernapasan dan Darurat Virus (Strategies and Treatments for Respiratory Infections & Viral Emergencies/STRIVE), menurut NIH.

“Kami berharap hasil pengujian ini dapat diterapkan untuk meningkatkan standar perawatan bagi orang yang terinfeksi COVID-19, yang masih menyebabkan ratusan kematian setiap harinya di AS, serta untuk memperkuat kesiapsiagaan pandemi kami,” ujar H. Clifford Lane, Wakil Direktur Penelitian Klinis dan Proyek Khusus di Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular (National Institute of Allergy and Infectious Diseases) AS.

“Protokol STRIVE dan infrastruktur penelitian klinis dapat diadaptasi guna mengevaluasi agen tambahan untuk COVID-19, serta terapi untuk patogen pernapasan lainnya,” ungkapnya.

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Iklan