Dampak kekeringan di Tanduk Afrika, termasuk Kenya, Ethiopia, dan Somalia, telah menyebabkan kerawanan pangan dan malnutrisi akut tingkat tinggi, mengancam kehidupan sekitar 22 juta orang.
Addis Ababa, Ethiopia (Xinhua) – Dampak kekeringan di Kenya, Ethiopia, dan Somalia telah menyebabkan kerawanan pangan dan malnutrisi akut tingkat tinggi, demikian diperingatkan oleh Program Pangan Dunia (World Food Programme/WFP).
Dalam laporan situasi respons kekeringan terbarunya yang dirilis pada Selasa (22/11), WFP mengatakan bahwa sekitar 22 juta orang dilanda kerawanan pangan akibat kekeringan di negara-negara yang terdampak.
Lebih lanjut, lembaga tersebut memperingatkan bahwa kematian ternak dan berkurangnya produktivitas berdampak negatif terhadap penghidupan komunitas penggembala yang terdampak.
Pada 2022 saja, setidaknya 9,2 juta kematian ternak terjadi di daerah-daerah yang terdampak kekeringan di Ethiopia, Kenya, dan Somalia, menurut data dari WFP.
WFP, yang mengutip proyeksi terbaru Komite Peninjau Kelaparan IPC, juga memperingatkan bahwa kelaparan kemungkinan besar akan terjadi di tiga daerah di kawasan Teluk di Somalia antara Oktober hingga Desember.
WFP mengatakan kondisi kekeringan tersebut semakin memperburuk situasi kemanusiaan yang sudah sangat parah di seluruh kawasan itu.
“Situasi kerawanan pangan di Afrika Timur terus memburuk akibat kondisi cuaca yang ekstrem, konflik, dan tantangan ekonomi makro (inflasi dan devaluasi mata uang),” menurut WFP.
Lembaga itu mengatakan bahwa kawasan tersebut mencatat kenaikan yang signifikan dalam hal harga makanan pokok lokal, dengan Somalia mencatat harga tertinggi untuk makanan pokok di kawasan itu.
Di tengah memburuknya dampak dari kekeringan yang sedang berlangsung, WFP mengatakan pihaknya telah meningkatkan respons di seluruh wilayah Tanduk Afrika guna mengatasi krisis pangan yang parah dengan memberikan bantuan makanan dan nutrisi yang dapat menyelamatkan nyawa kepada masyarakat terdampak.
Di Somalia, WFP telah meningkatkan bantuan pangan yang dapat menyelamatkan nyawa dari 1,7 juta orang pada April 2022 dengan rencana untuk mencapai 4,5 juta dalam bulan-bulan mendatang, kata WFP.
WFP juga memungkinkan masyarakat untuk pulih lebih cepat dan lebih baik dari kekeringan dengan berinvestasi dalam intervensi yang mendorong ketahanan dan kapasitas adaptif masyarakat dalam menghadapi guncangan.
Namun demikian, WFP mengatakan bahwa prakiraan mengindikasikan adanya potensi peningkatan kebutuhan. Dalam kondisi tersebut, dana tambahan diperlukan untuk mempertahankan dan menambah bantuan guna mencegah dampak yang lebih buruk.
WFP mengatakan pihaknya sangat membutuhkan dana sebesar 1,27 miliar dolar AS untuk seluruh operasinya di Kenya, Ethiopia, dan Somalia pada periode November 2022 hingga April 2023.
*1 dolar AS = 15.700 rupiah
Laporan: Redaksi