Jakarta (Indonesia Window) – Vietnam membutuhkan setidaknya 1 juta lebih sumber daya manusia untuk Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) pada umumnya dan kecerdasan buatan (AI) pada khususnya hingga tahun 2030, menurut Jaringan AI Vietnam-Australia.
Pada tahun 2019, jumlah total personel yang bekerja di industri TIK Vietnam adalah sekitar 970.000 orang, di antaranya sekitar 180.000 bekerja untuk sektor perangkat lunak dan konten digital, sementara 1.600 adalah peneliti AI (baik domestik maupun asing), menurut Kantor Berita Vietnam.
Saat ini, ada 50 universitas yang membuka jurusan terkait AI di Vietnam.
Jaringan tersebut mengatakan bahwa selama 2010-2018, Vietnam memiliki 372 aplikasi paten AI, atau berada di peringkat kedua ASEAN. Jumlah publikasi ilmiah tentang AI meningkat dari 134 pada 2010, menjadi 525 pada 2018.
Sebelumnya, Kementerian Sains dan Teknologi meluncurkan jaringan kerja sama AI Vietnam-Australia, dengan tujuan membantu mempromosikan strategi AI nasional.
Jaringan tersebut mengumpulkan individu, bisnis, dan organisasi Vietnam yang bekerja di AI, baik di dalam maupun di luar negeri, untuk bekerja sama dengan mitra Australia, yang diharapkan dapat menjadi prasyarat untuk membangun komunitas kerja sama AI yang berkelanjutan di Vietnam dan dunia, di masa mendatang.
Melalui jaringan tersebut, Vietnam berharap dapat belajar dari Australia serta negara-negara lain untuk menciptakan lingkungan yang menguntungkan bagi pengembangan AI di Vietnam guna mewujudkan tujuan ambisius yang ditetapkan dalam strategi nasional, yakni membawa Vietnam ke empat besar ASEAN dan 50 besar dunia dalam penelitian, pengembangan, dan aplikasi AI pada tahun 2030.
Kementerian menyerukan semua individu dan organisasi yang bekerja AI di Vietnam untuk bergabung dengan jaringan tersebut, menargetkan setidaknya 100 bisnis dan 1.000 individu untuk bergabung dengan jaringan grup Facebook.
Laporan: Redaksi