Banner

Presiden Brasil sebut kebijakan dagang AS “tidak akan berhasil”, tuding Trump coba tentukan aturan global

Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva menghadiri sebuah konferensi pers di Istana Planalto di Brasilia, ibu kota Brasil, pada 30 Januari 2025. (Xinhua/Lucio Tavora)

Upaya Washington untuk membentuk kembali perdagangan global di bawah Presiden AS Donald Trump “tidak akan berhasil” dan melanggar prinsip-prinsip multilateralisme.

 

Sao Paulo, Brasil (Xinhua/Indonesia Window) – Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva pada Selasa (8/4) mengkritik rezim tarif baru Amerika Serikat (AS), mengatakan upaya Washington untuk membentuk kembali perdagangan global di bawah Presiden AS Donald Trump “tidak akan berhasil” dan melanggar prinsip-prinsip multilateralisme.

erbicara dalam sebuah acara di Sao Paulo, Lula mengecam apa yang dia sebut sebagai pendekatan unilateralisme Washington terhadap perdagangan internasional.

“Tiba-tiba saja, seseorang berpikir dia dapat menentukan aturan untuk semua hal yang terjadi di dunia,” kata Lula. “Tidak ada seorang pun yang bisa mengendalikan sebuah kapal transatlantik yang penuh muatan dan mencoba mengarahkannya seperti ini. Itu tidak akan berhasil.”

Lula menambahkan bahwa keputusan Trump untuk memberlakukan “tarif resiprokal” terhadap negara-negara dan kawasan lain mengabaikan realitas dunia yang multipolar.

Banner

“Ada hampir 200 negara,” katanya. “Semuanya menginginkan kedaulatan dan proses yang harmonis. Saat ini, yang terpenting adalah multilateralisme.”

Sang presiden juga mengingat kembali retorika perdagangan bebas pada 1980-an, ketika presiden AS kala itu, Ronald Reagan, dan perdana menteri Inggris kala itu, Margaret Thatcher, secara terbuka menentang proteksionisme. Lula membandingkan sikap-sikap sebelumnya itu dengan apa yang dia lihat sebagai perubahan proteksionisme AS saat ini.

AS telah menjadi mitra dagang terbesar kedua Brasil sejak 2009, setelah China. Dalam beberapa pekan terakhir, pemerintahan Trump menaikkan tarif impor terhadap barang-barang Brasil, termasuk pemberlakuan tarif 10 persen untuk berbagai macam produk, setelah sebelumnya menaikkan tarif terhadap baja dan aluminium.

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Banner

Iklan