Banner

Korban gempa Afghanistan butuh bantuan untuk bangun kembali rumah jelang musim dingin

Foto yang diabadikan pada 9 Oktober 2023 ini menunjukkan lokasi upaya penyelamatan menyusul gempa bumi mematikan di Distrik Zindajan, Provinsi Herat, Afghanistan barat. (Xinhua/Zahir Khan)

Upaya rekonstruksi pascagempa Afghanistan kemungkinan terhambat karena cuaca di negara yang dilanda kemiskinan itu, secara bertahap semakin dingin dari hari ke hari.

 

Sarbland, Afghanistan (Xinhua) – Ribuan warga kehilangan tempat tinggal di Provinsi Herat, Afghanistan barat, setelah gempa bumi dahsyat mengguncang Herat dan provinsi tetangganya, Farah dan Badghis, pada Sabtu (7/10).

Dua gempa mematikan tersebut, menurut China Earthquake Networks Center, masing-masing bermagnitudo 6,2 yang diikuti oleh beberapa gempa susulan yang melanda Afghanistan barat. Pusat gempa itu berada di Distrik Zindajan di Provinsi Herat dan sejauh ini, total 2.445 kematian telah dikonfirmasi.

Operasi penyelamatan terus berlanjut, dalam upaya untuk menyelamatkan para penyintas.

“Rumah saya hancur total akibat gempa bumi dan saya tidak punya tempat tinggal, sementara musim dingin semakin dekat,” kata Ghulam Sarwar, seorang korban gempa.

Banner
Upaya rekonstruksi pascagempa Afghanistan
Foto yang diabadikan pada 9 Oktober 2023 ini menunjukkan barang-barang yang digali dari reruntuhan pascagempa bumi mematikan di Distrik Zindajan, Provinsi Herat, Afghanistan barat. (Xinhua/Zahir Khan)

Upaya rekonstruksi pascagempa kemungkinan terhambat karena cuaca di Afghanistan yang dilanda kemiskinan secara bertahap semakin dingin dari hari ke hari. Musim dingin lalu, lebih dari 150 orang tewas lantaran musim dingin yang sangat dingin di pegunungan Afghanistan.

Sarwar, yang kehilangan tiga anggota keluarganya yang beranggotakan 10 orang akibat gempa dahsyat tersebut, mengatakan kepada Xinhua tentang ketidakmampuannya membangun kembali rumah lumpur dengan empat kamarnya karena biaya yang bisa mencapai 200.000 Afghani.

Mengungkap cobaan berat yang dialaminya, Sarwar mengatakan gempa pertama terjadi sekitar tengah hari, mengubah desa tersebut menjadi debu dan menyebabkan beberapa orang tewas termasuk tiga anggota keluarganya.

Saudara laki-laki saya dan dua keponakan laki-laki saya, berusia empat tahun dan enam bulan, menjadi korban gempa,” ujar Sarwar dengan sedih.

Menyatakan kesedihan serupa, Nazar Mohammad, yang rumahnya hancur akibat gempa, juga merasa tidak berdaya untuk membangun kembali tempat berlindungnya.

“Rumah saya, yang terdiri dari tiga kamar tidur dan sebuah bilik, hancur akibat gempa. Jika saya membangun sebuah rumah lumpur, saya memerlukan biaya sebesar 100.000 Afghani, namun saya tidak memiliki kapasitas ekonomi sebesar itu,” tutur Mohammad.

Banner

Mohammad mengatakan anak dan istrinya terluka, dan 30 warga desa lainnya tewas dalam bencana tersebut.

Pemerintahan sementara Afghanistan telah mengalokasikan 100 juta Afghani sebagai bantuan tunai kepada para keluarga yang terdampak gempa, sementara negara-negara dan lembaga bantuan telah mengumumkan kesiapan untuk mengirimkan bantuan kemanusiaan ke daerah-daerah yang terdampak gempa.

*100 Afghani Afghanistan = 20.800 rupiah

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Banner

Iklan