Unjuk rasa antiperang di Amerika Serikat menyerukan negosiasi perdamaian di Ukraina dan mendesak pemerintahan Biden agar berinvestasi lebih banyak untuk memenuhi kebutuhan masyarakat alih-alih perang.
San Diego, AS (Xinhua) – Sejumlah organisasi antiperang menggelar aksi unjuk rasa di Los Angeles dan San Diego pada Sabtu (18/3) menjelang peringatan 20 tahun invasi Amerika Serikat (AS) ke Irak, yang dimulai pada 20 Maret 2003 silam.
Pertemuan itu terjadi di tengah unjuk rasa antiperang nasional yang diselenggarakan oleh Act Now to Stop War and End Racism (ANSWER Coalition), sebuah kelompok payung unjuk rasa berbasis di AS yang terdiri dari banyak organisasi antiperang serta pengusung hak-hak sipil.
“Kami merasa hari ini merupakan saat yang tepat untuk berkumpul dengan kalangan muda guna membahas isu-isu terkait. Ini memperingati 20 tahun invasi AS ke Irak,” kata Gary Butterfield, seorang veteran, kepada Xinhua.
Mengusung berbagai plakat bertuliskan ‘Biayai kebutuhan rakyat, Bukan mesin perang’, ‘Bangun sekolah, Bukan bom’, ‘Jalan menuju perdamaian di Ukraina: Negosiasi, Jangan Eskalasi’, ‘Demi perdamaian: Bubarkan NATO’ dan lain-lain, puluhan pengunjuk rasa berkumpul di depan gerbang Marine Corps Air Station Miramar, 25 kilometer sebelah utara pusat kota San Diego.
Para pengunjuk rasa juga meneriakkan slogan-slogan seperti ‘Uang untuk pekerjaan dan pendidikan, bukan untuk perang dan pendudukan’ dan banyak pengemudi yang melintas membunyikan klakson untuk menunjukkan dukungan.
Butterfield mengatakan pihak berwenang harus menganggarkan sejumlah dana untuk isu-isu pembangunan seperti perawatan kesehatan, perawatan anak, dan pendidikan alih-alih untuk perang dan perlombaan senjata.
Sementara untuk krisis Ukraina, yang telah menunjukkan eskalasi lebih dari setahun yang lalu, Butterfield berkata, “Terlalu banyak korban jiwa, dan harus ada lebih banyak penekanan pada diplomasi dan negosiasi.”
“Kami menyambut negara mana pun yang akan muncul sebagai penengah dan membantu meredakan situasi,” ujar Butterfield. “Kami ingin diplomasi yang serius untuk beralih ke gencatan senjata dan negosiasi. Itu harus dimulai di tingkat politisi, tingkat pemerintahan. Mereka dapat menghentikan bantuan untuk mempersenjatai Ukraina.”
Unjuk rasa serupa digelar di pusat kota Los Angeles pada Sabtu, yang diselenggarakan oleh Code Pink: Women for Peace, sebuah organisasi akar rumput antiperang yang dipimpin kaum perempuan. Para pengunjuk rasa juga menyerukan negosiasi perdamaian di Ukraina dan mendesak pemerintahan Biden agar berinvestasi lebih banyak untuk memenuhi kebutuhan masyarakat alih-alih perang.
“Agresi militer AS berhasil menggulingkan Saddam Hussein, tetapi gagal memberlakukan tatanan baru yang stabil, hanya meninggalkan kekacauan, kematian, dan kekerasan. Hal serupa juga terjadi pada intervensi AS di Afghanistan, Libya, dan negara-negara lain,” ujar Medea Benjamin, salah satu pendiri organisasi itu, dalam sebuah artikel.
Laporan: Redaksi