Banner

Universitas Birmingham simpan manuskrip Al-Quran tertua di dunia

Manuskrip Al-Quran tertua di dunia yang disimpan di Universitas Birmingham, Inggris. (BBC/tangkapan layar)

Jakarta (Indonesia Window) – Saat kembali dari perjalanannya mengumpulkan lebih dari 3.000 manuskrip Timur Tengah yang tertulis dalam lebih dari 20 bahasa, termasuk Arab, Suriah, Etiopia, Georgia, Ibrani, Samaritan dan Armenia, pada tahun 1920-an, Alphonse Mingana (1878-1937) tak mengira bahwa di antara dokumen yang dibawanya ke Inggris tersebut ada dua lembar naskah yang sangat berharga yang nantinya memperkaya khasanah penemuan dan keilmuan tentang Islam.

Oleh Dr. Edward Cadbury (1873-1948), filantropis Inggris yang membiayai perjalanan tersebut, kumpulan manuskrip yang dikumpulkan oleh pendeta Chaldean (denominasi Kristen) yang lahir di Mosul, Irak dan menetap di Inggris itu diberi nama Koleksi Mingana yang diambil dari nama keluarga Alphonso.

Dokumen tua yang kemudian disimpan di perpustakaan Universitas Birmingham, Inggris itu hanya menjadi koleksi hingga pada tahun 2015 ketika seorang peneliti, Alba Fedeli PhD., meneliti lebih jauh dua lembar perkamen yang terbuat dari kulit kambing bertulisan aksara Arab kuno dengan gaya Hijazi (berkembang pesat di Makkah dan Madinah) yang dicirikan oleh bentuk tulisan yang miring, dan memutuskan untuk melakukan penanggalan radioaktif.

Direktur koleksi khusus Universitas Birmingham, Susan Worrall, mengatakan para peneliti tidak menduga “dalam mimpi terliar mereka” bahwa fragmen tersebut berusia sangat tua, seperti dikutip dari BBC.

Hasil pengukuran radioaktif yang tingkat akurasinya mencapai 95,4 persen menunjukkan bahwa usia perkamen bertulisan Arab Hijazi tersebut mencapai setidaknya 1.370 tahun, menjadikan manuskrip Birmingham di antara manuskrip Al-Quran tertua di dunia.

Penulis manuskrip

Pengukuran radioaktif menunjukkan perkamen tersebut berasal dari antara tahun 568 dan 645 Masehi.

“Perkamen ini bisa membawa kita kembali ke dalam beberapa tahun setelah Islam diturunkan,” kata Profesor bidang kajian Kristen dan Islam di Universitas Birmingham, David Thomas.

“Menurut tradisi Muslim, Nabi Muhammad (shallallahu ‘alaihi wa sallam) menerima wahyu yang membentuk Al-Quran, kitab suci Islam, antara tahun 610 dan 632, tahun wafatnya,” jelas Prof. Thomas, seraya menambahkan bahwa sangat mungkin orang yang menulisnya hidup pada zaman Nabi Muhammad (shallallahu ‘alaihi wa sallam).

“Orang yang menulisnya bisa saja mengenal Nabi Muhammad (shallallahu ‘alaihi wa sallam). Dia mungkin melihatnya, dia mungkin mendengar khotbahnya. Dia mungkin mengenalnya secara pribadi – dan itu benar-benar gagasan yang cukup penting untuk dipikirkan,” katanya.

Menurut Prof. Thomas beberapa bagian dari Al-Quran ditulis di atas perkamen, batu, daun palem, dan tulang pundak unta – dan versi terakhir, dikumpulkan dalam bentuk buku, diselesaikan sekitar tahun 650 Masehi.

Dia mengatakan bahwa “bagian-bagian dari Al-Quran yang ditulis pada perkamen ini mungkin, dengan tingkat kepercayaan cukup, tertanggal kurang dari dua dekade setelah wafatnya Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa salam.

“Bagian-bagian ini merupakan bentuk yang sangat dekat dengan bentuk Al-Quran yang dibaca hari ini, sehingga mendukung pandangan bahwa naskah tersebut telah mengalami sedikit atau tidak ada perubahan,” kata Prof. Thomas.

Dr. Waley, kurator untuk manuskrip semacam itu di perpustkaan British Library, mengatakan “Kedua fragmen ini, yang ditulis dengan gaya Hijazi yang indah dan dapat dibaca, hampir pasti berasal dari masa tiga khalifah pertama”.

Tiga khalifah pertama adalah pemimpin Muslim antara sekitar 632 dan 656 Masehi.

Waley mengatakan bahwa di bawah kepemimpinan khalifah ke tiga, Uthman ibn Affan radhiyallahu ‘anhu, salinan “edisi definitif” disebarkan secara masal.

Kekayaan

Manuskrip Al-Quran tertua yang disimpan di Birmingham merupakan kegembiraan tidak hanya bagi Muslim, namun juga bagi dunia akademik, ilmiah dan masyarakat umum seluruh dunia, terutama yang menaruh perhatian pada kajian sejarah dan ke-Islaman.

Karenanya, Universitas Birmingham telah memamerkan manuskrip Al-Quran tertua di dunia tersebut dalam sebuah pameran yang terbuka untuk umum pada Oktober 2015.

“Ketika saya melihat halaman-halaman ini saya sangat tersentuh. Ada air mata kegembiraan dan emosi di mata saya. Dan saya yakin orang-orang dari seluruh Inggris akan datang ke Birmingham untuk melihat manuskrip ini,” kata Muhammad Afzal, Pengurus Masjid Birmingham.

Seorang ulama telah mengidentifikasi tulisan pada lembaran Salinan Al Quran tersebut yang merupakan potongan dari Surat Al-Kahfi, dan Thaahaa ayat 1-5 dan ayat 17-20.

(1) Thaha

(2) Kami tidak menurunkan Al-Qur’an ini kepadamu (Muhammad) agar engkau menjadi susah;

(3) melainkan sebagai peringatan bagi orang yang takut (kepada Allah),

(4) diturunkan dari (Allah) yang menciptakan bumi dan langit yang tinggi,

(5) (yaitu) Yang Maha Pengasih, yang bersemayam di atas ‘Arsy.

(17) ”Dan apakah yang ada di tangan kananmu, wahai Musa? ”

(18) Dia (Musa) berkata, “Ini adalah tongkatku, aku bertumpu padanya, dan aku merontokkan (daun-daun) dengannya untuk (makanan) kambingku, dan bagiku masih ada lagi manfaat yang lain.”

(19) Dia (Allah) berfirman, “Lemparkanlah ia, wahai Musa!”

(20) Lalu (Musa) melemparkan tongkat itu, maka tiba-tiba ia menjadi seekor ular yang merayap dengan cepat.

Laporan: Redaksi

Sumber:www.birmingham.ac.uk; BBC

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Iklan