Bogor, Jawa Barat (Indonesia Window) – Ulama Nusantara termasuk mereka yang membentuk fondasi dan merintis jalan di masa-masa awal dakwah Islam di Afrika Selatan, sekitar abad ke-19.
Hal tersebut dibuktikan dengan keberadaan area permakaman para ulama Nusantara yang berada di Port Elizabeth yang berjarak 748 kilometer dari Cape Town, kota pelabuhan sebelah barat daya Afrika Selatan.
Di area ini terdapat puluhan makam-makam dengan batu nisan yang dipahat dengan aksara Arab Jawi.
Salah satu tulisan pada batu nisan diterjemahkan, “Abu Raffie bin Maulana Ngobaa Jawi asal Banten pulang ke Rahmatullah, umurnya 78 tahun 6 bulan daripada dua likur malam Rabu waktu Isya bulan Rabiul Akhir Hijriyah tahun 1277 Hijriyah”.
Tim KJRI Cape Town yang baru-baru ini berkunjung ke permakaman di Port Elizabeth tersebut bertemu dengan Ketua Komunitas Cape Malay, Yusuf Agherdien.
Dia meminta dukungan KJRI dalam melestarikan makam ulama asal Indonesia yang ada di Port Elizabeth.
Agherdien juga akan mengusulkan ke pemerintah setempat agar area permakaman para ulama Nusantara ditetapkan sebagai warisan nasional Afrika Selatan.
Apabila usulan tersebut disetujui, Agherdien berharap batu nisan asli dapat ditempatkan di museum dan dibuatkan replika untuk permakaman.
Sementara itu, tak jauh dari area makam terdapat Masjid Strand Street selesai dibangun pada Juni 1866, dan merupakan masjid pertama di Port Elizabeth.
Masjid tersebut merupakan waqaf (وَقْف ) dari rumah Abu Salie Nabie, ulama Nusantara yang merupakan saudara Abu Raffie.
Makam di area Port Elizabeth dan Masjid Strand Street tersebut merupakan bukti bahwa ulama-ulama Nusantara berperan penting saat masa-masa awal dakwah Islam di Afrika Selatan.
Laporan: Redaksi