Jakarta (Indonesia Window) – Studi Meta yang bertajuk Laporan Kondisi Bisnis Kecil dan Menengah 2022 melaporkan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Indonesia menjadi salah satu yang memimpin dalam menghasilkan pemasukan sebanyak 86 persen selama varian Omicron COVID-19 melanda.
Riset tersebut mensurvei hampir 24.000 pelaku bisnis kecil dan menengah di 30 negara dan wilayah, yang dilakukan pada Januari 2022.
Dalam keterangan resmi di Jakarta, Kamis, Meta menyebutkan mayoritas pelaku UKM di Asia Pasifik melaporkan bahwa mereka terlibat dalam aktivitas yang mampu menghasilkan pemasukan, sementara banyak timpalan mereka di Amerika Utara menghentikan bisnisnya.
Namun, lebih dari separuh bisnis yang disurvei di Indonesia mengindikasikan angka penjualan yang relatif menurun dari tahun-tahun sebelumnya.
Sebagai dampak dari permintaan yang menurun, sekitar 40 persen bisnis kecil dan menengah di Asia Pasifik pun turut melaporkan bahwa mereka juga telah mengurangi jumlah karyawan atau pekerja.
Kendati demikian, laporan menunjukkan banyak bisnis yang meraih kesuksesan ketika beralih ke ranah daring, seperti di Asia Pasifik dengan hampir separuh dari bisnis kecil dan menengah yang beroperasi dan memanfaatkan Facebook melaporkan setidaknya 25 persen penjualan terjadi di secara digital selama sebulan terakhir.
Lebih lanjut, tercatat 22 persen pelaku UKM di Indonesia yang beroperasi dan memanfaatkan aplikasi Facebook melaporkan penjualan mereka pada bulan lalu lebih tinggi dibandingkan bulan yang sama pada tahun sebelumnya.
Survei Meta juga memperlihatkan bisnis kecil dan menengah kini semakin berfokus untuk membuka kembali toko atau gerai fisik, sembari tetap menjalankan operasional di ranah digital karena dirasa memiliki peran besar untuk mendongkrak penjualan di masa penuh tantangan seperti saat ini.
Bisnis kecil dan menengah di kawasan Asia Pasifik turut memperlihatkan optimisme yang lebih tinggi ketimbang rata-rata global.
Di Indonesia, sebanyak 36 persen bisnis kecil dan menengah yang beroperasi dan memanfaatkan Facebook merasa percaya diri terhadap kapabilitas untuk tetap beroperasi setidaknya selama 12 bulan ke depan, jika situasi saat ini terus berlanjut.
Namun secara global, hanya 12 persen bisnis kecil dan menengah yang memprediksikan tidak akan menghadapi tantangan apa pun dalam waktu dekat, dengan menurunnya permintaan dan arus kas yang masih disebutkan sebagai salah satu tantangan besar UKM.
“Kami sangat senang melihat bisnis kecil dan menengah di kawasan ini berada di jalur yang stabil menuju pemulihan, meski masih banyak tantangan yang mengikuti,” kata Vice President APAC Small Medium Business Meta, Karen Teo.
Seiring dengan transisi ke dunia ritel hybrid, dia menegaskan akan terus bekerja untuk menyediakan alat dan fitur yang mampu mendorong UKM untuk meraih kesuksesan.
Laporan: Redaksi