Jakarta (Indonesia Window) – Uang beredar dalam arti luas (M2) atau likuiditas perekonomian mencapai 7.572,2 triliun rupiah pada November 2021, atau tumbuh 11 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year on year/yoy), menurut Bank Indonesia (BI).
Pertumbuhan tahunan tersebut dilaporkan juga lebih tinggi dari kenaikan pada Oktober 2021 yang tercatat sebesar 10,5 persen (yoy).
“Pertumbuhan M2 pada November 2021 dipengaruhi oleh penyaluran kredit dan aktiva luar negeri bersih,” jelas Direktur Eksekutif Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono dalam keterangan resmi di Jakarta, Kamis.
Erwin menerangkan bahwa penyaluran kredit tumbuh sebesar 4,4 persen (yoy) pada November 2021, meningkat dari pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 3 persen (yoy), sehingga tercatat mencapai 5.694,9 triliun rupiah.
Akselerasi pertumbuhan kredit terutama terjadi pada debitur perorangan yang tumbuh 8,4 persen (yoy), meningkat dari pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 5,6 persen (yoy).
Di sisi lain, kredit kepada korporasi melambat dari 1,1 persen (yoy) pada Oktober 2021 menjadi 0,9 persen (yoy) di November 2021.
Menurut dia, berdasarkan jenis penggunaan, peningkatan penyaluran kredit pada November 2021 terjadi pada seluruh jenis kredit, baik kredit modal kerja, kredit investasi, maupun kredit konsumsi.
Sementara itu, aktiva luar negeri bersih juga tercatat tumbuh 10,6 persen (yoy), lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan Oktober 2021 sebesar 5,7 persen (yoy), dengan tagihan bersih kepada pemerintah pusat yang tumbuh stabil sebesar 30,4 persen (yoy).
Di sisi lain peningkatan M2 juga turut didorong oleh akselerasi uang beredar dalam arti sempit (M1) sebesar 14,7 persen (yoy) dan uang kuasi sebesar 7 persen (yoy).
Pertumbuhan M1 terutama disebabkan oleh pertumbuhan peredaran uang kartal dan giro rupiah, sedangkan uang kuasi ditopang peningkatan simpanan berjangka dan giro valas.
Laporan: Redaksi