Tur media internasional China-ASEAN dimulai di Indonesia, bertujuan untuk menampilkan berbagai pencapaian perusahaan-perusahaan China di luar negeri, serta membagikan kisah kerja sama yang saling bermanfaat dan menguntungkan antara China dan Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara.
Jakarta (Xinhua) – Sebuah tur media internasional dimulai di Indonesia, yang bertujuan untuk menampilkan berbagai pencapaian perusahaan-perusahaan China di luar negeri, serta membagikan kisah kerja sama yang saling bermanfaat dan menguntungkan antara China dan Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN).
Tim wawancara dari Tur Media Internasional ‘Nyanyian Tanah Air Kami’ (Song of Our Homeland) China-ASEAN 2023 pada Rabu (22/11) memulai perjalanan persahabatan mereka di Stasiun Halim, yang merupakan titik keberangkatan Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB).
Tim yang beranggotakan 30 orang tersebut terdiri dari para pekerja organisasi media Indonesia dan China, mahasiswa internasional asal China yang berbasis di Indonesia, serta kaum muda dan perantauan China yang tinggal di Indonesia.
“Kita semua menyaksikan bahwa pertukaran antarmedia dan antarpemuda semakin meningkat dalam 10 tahun terakhir,” ujar Li Xin, pemimpin tim wawancara tersebut yang juga menjabat sebagai wakil pemimpin redaksi China Daily Website.
Selain mengunjungi beberapa perusahaan China yang berbisnis di Indonesia, tim itu juga menaiki kereta cepat dari Jakarta ke Bandung dan menyambangi lokasi yang dahulu digunakan untuk menggelar Konferensi Bandung atau Konferensi Asia-Afrika pada 1955.
“Dalam hal pertukaran budaya, bahkan hal terkecil pun penting, merekam dan saling berbagi adalah kuncinya,” tutur Li Tianchang, mahasiswa pertukaran asal China di Universitas Padjadjaran, Bandung.
Bagi Luki, seorang jurnalis yang bekerja untuk Kompas, surat kabar nasional Indonesia, ini pertama kalinya dia menggunakan KCJB.
“Masyarakat Indonesia selalu tertarik dan senang dengan hal-hal baru,” kata Luki. “Meski saya sering bepergian menggunakan kereta cepat saat tinggal di China, menaiki kereta cepat di negara saya sendiri tetap menjadi pengalaman yang benar-benar berbeda.”
Laporan: Redaksi