Banner

Sekjen PBB: Target untuk capai nol kelaparan di dunia “sudah keluar jalur”

Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres berbicara kepada awak media di luar Ruang Dewan Keamanan di kantor pusat PBB di New York pada 30 April 2024. (Xinhua/Xie E)

Tujuan Pembangunan Berkelanjutan 2 (Sustainable Development Goals 2/SDG 2) PBB, yang merupakan target untuk mencapai nol kelaparan di dunia, “sudah keluar jalur.”

 

PBB (Xinhua/Indonesia Window) – Sekretaris Jenderal (Sekjen) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres pada Rabu (24/7) memperingatkan bahwa Tujuan Pembangunan Berkelanjutan 2 (Sustainable Development Goals 2/SDG 2) PBB, yang merupakan target untuk mencapai nol kelaparan di dunia, “sudah keluar jalur.”

Dalam sebuah pesan video untuk peluncuran laporan Status Ketahanan Pangan dan Gizi Dunia 2024 (State of Food Security and Nutrition in the World 2024), Guterres mengatakan laporan tersebut memuat dua pesan penting.

“Yang pertama adalah bahwa kelaparan, kerawanan pangan, dan malnutrisi masih menjadi krisis global,” yang berarti bahwa SDG 2, target untuk mencapai nol kelaparan di dunia, “sudah keluar jalur,” kata sekjen PBB itu.

Sekitar 733 juta orang, atau sekitar 9 persen populasi dunia, mengalami kelaparan pada 2023, dan sekitar 582 juta orang akan mengalami kekurangan gizi kronis per 2030, dengan lebih dari separuhnya berada di Afrika saja, menurut laporan tersebut.

Pesan kedua dari laporan itu adalah bahwa “kita dapat menyelesaikan krisis ini,” tegas Guterres, seraya menambahkan bahwa pendanaan adalah “kuncinya.”

Pendanaan hanyalah satu bagian dari “teka-teki” dalam mentransformasi sistem pangan, tetapi merupakan bagian yang penting dan krusial untuk membantu negara-negara membangun dan meningkatkan kualitas sistem pangan dengan kecepatan dan skala yang diperlukan, ujarnya.

Seraya menyebutkan bahwa hanya sekitar sepertiga dari negara-negara berpendapatan rendah dan menengah mempunyai opsi pendanaan yang memadai untuk pangan dan gizi, sekjen PBB itu mengatakan semua negara berpendapatan rendah dan menengah juga rentan terhadap guncangan ekonomi, konflik, dan fenomena cuaca ekstrem.

Tujuan Pembangunan Berkelanjutan 2
Seorang guru asal Afghanistan membawa bantuan kemanusiaan di Mazar-i-Sharif, ibu kota Provinsi Balkh, Afghanistan, pada 15 Desember 2021. (Xinhua/Kawa Basharat)

Dia menyerukan keadilan untuk membantu negara-negara yang terdampak parah berinvestasi dalam sistem pangan yang tangguh, inovatif, dan berkelanjutan, guna menjamin akses ke pendanaan konsesi jangka pendek dan panjang, investasi, bantuan anggaran, dan keringanan utang, serta untuk mereformasi arsitektur keuangan global, sehingga negara-negara berkembang terwakili dengan lebih baik dan dapat mengakses pendanaan yang memadai untuk mencapai target mereka.

“Tidak ada tempat bagi kelaparan di abad ke-21,” tegasnya, sembari mengatakan bahwa dunia tanpa kelaparan yang menjadi visi SDG 2 tidak hanya diperlukan, tetapi juga dapat dicapai.

Laporan bertajuk ‘Status Ketahanan Pangan dan Gizi di Dunia 2024: Pendanaan untuk Mengakhiri Kelaparan, Kerawanan Pangan, dan Malanutrisi dalam Segala Bentuknya’ (State of Food Security and Nutrition in the World 2024: Financing to End Hunger, Food Insecurity and Malnutrition in All Its Forms), yang dipublikasikan oleh lima badan PBB, yaitu Organisasi Pangan dan Pertanian (Food and Agriculture Organization/FAO), Dana Anak-Anak PBB (United Nations Children’s Fund/UNICEF), Program Pangan Dunia (World Food Program/WFP), Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO), serta Dana Internasional untuk Pengembangan Pertanian (International Fund for Agricultural Development/IFAD), diluncurkan pada Rabu.

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Iklan