Transfer pengetahuan KCJB Whoosh berjalan lancar

Sejumlah penumpang mengamati model rangkaian kereta ‘electric multiple unit’ (EMU) Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) di ruang tunggu Stasiun Halim di Jakarta pada 17 Juni 2024. KCJB pada Senin (17/6) menandai delapan bulan pengoperasiannya dengan telah mengangkut total 3,54 juta penumpang, demikian disampaikan PT Kereta Cepat Indonesia-China (KCIC), sebuah konsorsium perusahaan patungan antara badan usaha milik negara (BUMN) Indonesia dan China yang membangun dan mengelola KCJB. (Xinhua/Xu Qin)

Transfer pengetahuan antara China dan Indonesia dalam proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB), Whoosh, disebut telah berjalan lancar. Hal tersebut memungkinkan Indonesia tidak lama lagi akan mampu mengelola dan mengoperasikan kereta cepat pertama di Asia Tenggara itu secara mandiri.

 

Jakarta (Xinhua/Indonesia Window) – Transfer pengetahuan antara China dan Indonesia dalam proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB), Whoosh, disebut telah berjalan lancar. Hal tersebut memungkinkan Indonesia tidak lama lagi akan mampu mengelola dan mengoperasikan kereta cepat pertama di Asia Tenggara itu secara mandiri.

Total terdapat 600 pegawai lokal kereta cepat yang sedang mengikuti proses transfer pengetahuan di sejumlah bidang, seperti masinis, perawatan sarana, perawatan prasarana, pengoperasian kereta, dan lainnya.

Sebanyak 39 dari 72 masinis lokal sudah memasuki pelatihan kerja tahap kedua, naik setingkat dari yang sebelumnya hanya melakukan observasi, kini sudah mulai mengoperasikan Whoosh dalam kondisi tanpa penumpang dan didampingi pengajar. Mereka mengemudikan Whoosh pada saat langsir di Depo Tegalluar, yakni menggunakan kereta yang beroperasi sebelum jam perjalanan pertama dan kereta inspeksi dengan kecepatan 350 km per jam.

General Manager Corporate Secretary PT Kereta Cepat Indonesia-China (KCIC) Eva Chairunisa menyebut bahwa pencapaian ini menandai kesiapan Indonesia dalam mengelola dan mengoperasikan teknologi kereta cepat secara mandiri.

“Momen ini menunjukkan kemajuan signifikan dalam pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia di bidang perkeretaapian,” ujar Eva dalam keterangannya.

Selanjutnya, para masinis lokal akan memasuki pelatihan tahap ketiga, yakni mengemudikan kereta berpenumpang dengan pendamping, namun terlebih dahulu harus mengikuti ujian kecakapan prosedur operasional standar (standard operation procedure/SOP) dan penanganan kondisi darurat.

Di bidang lainnya, sebanyak 40 petugas lokal perawatan Whoosh telah memasuki pelatihan tahap ketiga, yakni melakukan perawatan secara mandiri dengan pengawasan.

Eva memastikan bahwa ke depannya, proses transfer pengetahuan akan terus dilakukan dengan SDM lainnya. KCIC akan terus meningkatkan program pelatihan dan transfer pengetahuan guna memastikan seluruh aspek operasional dan perawatan kereta cepat dapat dilakukan secara mandiri oleh tenaga kerja lokal.

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Iklan