Teknologi pertanian tanpa tanah dipatenkan oleh pusat pembudidayaan kentang di wilayah Xiji, China barat laut, dengan bibit terbaik dipilih dan ditempatkan di rak, akarnya digantung di boks, dan disemprot dengan air agar cepat tumbuh.
Yinchuan, China (Xinhua) – Menjelang musim tanam kentang, baby potato atau kentang berukuran kecil dari wilayah Xiji, China barat laut, sedang dalam perjalanan menuju ladang-ladang petani di seluruh daerah penghasil kentang utama di negara itu.
Wilayah itu, yang terkadang disebut sebagai ‘tanah kentang’ China, baru-baru ini mengalami panen kentang yang melimpah, sebagian berkat keberhasilan teknologi pertanian tanpa tanah yang dipatenkan oleh pusat pembudidayaan kentang setempat.
He Jiandong, manajer umum pusat tersebut, sibuk mempromosikan baby potato di kalangan para petani di daerah itu.
“Baby potato yang kami budi dayakan di sini bebas dari penyakit atau zat beracun yang ditemukan di tanah. Hal ini dikarenakan awalnya baby potato ditanam di lingkungan dalam ruangan yang bersih,” ujarnya. “Bibit terbaik dipilih dan ditempatkan di rak, akarnya digantung di boks, dan disemprot dengan air agar cepat tumbuh.”
Pusat pembudidayaan tempat He bekerja dan dua produsen baby potato serupa lainnya di Xiji menghasilkan 60 juta baby potato setiap tahun, menyediakan bibit untuk para petani di wilayah itu, yang kemudian menghasilkan kentang berkualitas di area seluas 666,67 hektare.
“Dengan mengadopsi teknologi baru tersebut, kami menaikkan tingkat produktivitas kentang hingga 30 persen, sekaligus menekan biaya produksi petani hingga 40 persen dan memangkas tingkat pencemaran tanah hingga di bawah 2 persen,” ujarnya.
Baby potato, yang besarnya seukuran kacang kenari dan bobotnya ringan, mudah diangkut dan dijual ke berbagai lokasi, terutama lokasi dengan kondisi alam yang mirip dengan Xiji.
“Para petani cukup menanamnya di tanah dan menunggunya tumbuh, dan rumah tangga perkotaan juga bisa menanamnya dalam pot,” tuturnya.
Terletak di Xihaigu, sebuah wilayah yang melintasi bagian tengah dan selatan Daerah Otonom Etnis Hui Ningxia serta pernah dianggap sebagai area yang tidak dapat dihuni, Xiji diangkat dari kemiskinan dua tahun lalu dan membangun daerahnya menjadi salah satu wilayah penghasil kentang paling terkenal di China.
“Kami memiliki banyak produk kentang berkualitas baik dan berencana membangun rantai produksi kentang secara keseluruhan, dengan produk-produk mulai dari mi hingga keripik. Kini kami memperkenalkan lini produksi dari Provinsi Fujian,” kata Bai Xuegui, Ketua Partai di wilayah Xi Ji.
Produksi mi kentang di Xiji sudah berlangsung sejak hampir 90 tahun silam. Ketika Tentara Merah yang dipimpin oleh Partai Komunis China (China Communist Party/CPC) tiba di Xiji pada awal 1935, mereka mengajari para petani setempat cara membuat mi kentang. Mi tersebut kini memiliki merek dagang ‘Red Army Noodles’ dan diproduksi di beberapa pabrik setempat.
Laporan: Redaksi