Teknologi Juncao China memiliki potensi penting untuk berkontribusi terhadap pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan karena dapat melindungi lingkungan dan mengatasi tantangan perubahan iklim melalui pengendalian erosi tanah, serta penggunaan rumput Juncao untuk memberi makan ternak.
Kigali, Rwanda (Xinhua) – Teknologi Juncao China memiliki potensi penting untuk berkontribusi terhadap pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goal/SDG) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), demikian disampaikan oleh seorang pejabat PBB kepada Xinhua dalam sesi wawancara baru-baru ini.
Amson Sibanda dari Departemen Urusan Ekonomi dan Sosial PBB (United Nations Department of Economic and Social Affairs/UNDESA) mengatakan bahwa teknologi Juncao merupakan instrumen efektif dan teknologi sederhana yang dapat digunakan oleh semua orang, bahkan seseorang dengan pengetahuan edukasi yang terbatas.
Sibanda berbincang dengan Xinhua di sebuah lokakarya regional Afrika yang baru saja rampung di Kigali, ibu kota Rwanda, tentang penerapan teknologi Juncao dan kontribusinya terhadap pencapaian tujuan-tujuan di sektor pertanian berkelanjutan dan pembangunan berkelanjutan di Afrika.
“Teknologi tersebut memiliki potensi besar untuk berkontribusi terhadap pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan,” kata Sibanda, yang saat ini menjabat sebagai Kepala Cabang Pengembangan Kapasitas dan Strategi Nasional di Divisi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan UNDESA, seraya menambahkan bahwa alasan UNDESA mempromosikan teknologi tersebut adalah karena agenda SDG tahun 2030.
“Kami yakin bahwa teknologi Juncao merupakan salah satu solusi teknologi yang dapat ditransfer melalui kerja sama selatan-selatan guna membantu negara-negara yang ingin mengatasi masalah krisis pangan, tantangan lingkungan, dan pengentasan kemiskinan,” ujarnya.
Sibanda menjelaskan bahwa menanam jamur menggunakan teknologi Juncao akan mengatasi krisis pangan, menghasilkan pendapatan rumah tangga, dan menciptakan lapangan kerja bagi perempuan dan generasi muda, seraya menyerukan kepada negara-negara Afrika dan sekitarnya untuk mengadopsi serta mengimplementasikan teknologi tersebut sebagai upaya mendorong pembangunan ekonomi.
“Di Rwanda, kami melihat bagaimana generasi muda menyambut baik teknologi Juncao. Mereka memiliki kemampuan dan mimpi yang besar. Kami ingin melihat lebih banyak orang di seluruh Afrika mengenal teknologi Juncao dan manfaatnya,” kata Sibanda. Teknologi Juncao, imbuhnya, dapat melindungi lingkungan dan mengatasi tantangan perubahan iklim melalui pengendalian erosi tanah, serta penggunaan rumput Juncao untuk memberi makan ternak.
Pengetahuan tentang teknologi Juncao dalam produksi jamur dan pemanfaatan rumput Juncao sebagai pakan ternak sangat penting dalam mendorong pembangunan ekonomi, ujar Asimwe L. Rwiguza, Direktur Departemen Lahan Penggembalaan dan Sumber Pakan Ternak di Kementerian Peternakan dan Perikanan Tanzania.
“Teknologi Juncao akan membantu kami mengatasi tantangan konflik antara produsen tanaman pangan dan penggembala ternak di Tanzania karena kami akan meningkatkan produksi pakan ternak menggunakan teknologi itu,” kata Rwiguza, seraya menjelaskan bahwa konflik tersebut dipicu oleh ternak yang merusak ladang petani karena kurangnya pakan ternak.
“Kami telah melihat produk jamur di Rwanda yang diproduksi menggunakan teknologi Juncao. Kami sudah memperoleh pengetahuan tersebut dan kami akan mempraktikkannya di negara kami,” kata Rwiguza.
Laporan: Redaksi