Jakarta (Indonesia Window) – Rasulullah Muhammad shalallahu ‘alaihi wa salam adalah manusia yang wajib dicintai oleh setiap Muslim. Beliau pernah mengatakan kepada Umar bin Al Khaththab radhiyallahu ‘anhu bahwa belum beriman seseorang hingga dirinya mencintai Rasul Allah melebihi cintanya pada diri dan keluarganya. Hadits tersebut diriwayatkan oleh Al Bukhari (no. 6632) dari Sahabat ‘Abdullah bin Hisyam radhiyallahu ‘anhu.
Mencintai Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam memiliki konsekuensi untuk mencintai Allah subhanahu wa ta’ala dan menjalankan segala perintah-Nya yang diajarkan oleh Rasul-Nya. Hal tersebut dinyatakan oleh Allah subhanahu wa ta’ala dalam Surat Ali Imran ayat 31 yang artinya: “Katakanlah: ‘Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mencintai kamu dan mengampuni dosa-dosamu. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang’.”
Namun, ada kalanya cinta kepada Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam diungkapkan oleh sebagian Muslim dengan cara yang berlebihan dan tergolong salah, bahkan dapat menjeremuskan diri mereka pada perbuatan dosa.
Salah satu ungkapan cinta kepada Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam yang salah adalah memuja makam beliau dan menjadikannya tempat suci untuk memanjatkan doa. Sehingga, tidak sedikit orang yang memanfaatkan “makam” Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam untuk memperoleh keuntungan materi.
Seorang pengurus Masjid Nabawi di Madinah, Faizal Al Faiz menjelaskan bahwa banyak foto yang beredar di internet yang diklaim oleh orang-orang tertentu sebagai makam Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wa salam.
“Mereka mengklaim foto sebuah makam sebagai makam Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam dan menyebarkannya ke masyarakat. Kemudian mereka meminta uang dari orang-orang yang mau berdoa di makam itu,” kata dia, seraya menyayangkan tindakan tersebut karena membohongi dan merugikan Umat Islam.
Dia menunjukkan bahwa beberapa foto yang beredar di internet telah dipercaya oleh sebagian orang sebagai makam Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam. Padahal, makam-makam itu hanyalah kuburan dari tokoh-tokoh tertentu yang berada di Turki dan Palestina.
Menurut Faizal, makam Rasulullah yang berada di dalam sebuah ruangan dari bagian kompleks Masjid Nabawi. Ruangan tersebut ditutup pintu besi yang senantiasa dikunci dan hanya orang-orang tertentu yang diperbolehkan untuk masuk ke dalam ruangan makam.
Di dalam ruangan itulah terdapat makam Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam yang sengaja ditutup dengan tirai yang dipasang dari langit-langit hingga lantai untuk mencegah orang-orang melakukan perbuatan yang berlebihan saat berziarah, seperti berdoa kepada Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam (bukan kepada Allah subhanahu wa ta’ala), meletakkan benda-benda tertentu di dekat makam dengan niat agar hajatnya terpenuhi, dan perbuatan sesat lainnya.
Faizal menjelaskan bahwa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam dimakamkan di rumahnya yang besebelahan dengan Masjid Nabawi. Di samping makam Rasul, ada makam dari dua sahabatnya, yakni Abu Bakar Ash Shiddiq radhiyallahu ‘anhu dan Umar bin Al Khaththab radhiyallahu ‘anhu.
Makam Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam dan kedua sahabatnya tidak memiliki nisan dan tidak ditinggikan.
Dengan penjagaan seperti demikian, maka sangat tidak mungkin ada orang yang memiliki foto atau gambar dari makam Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam.
Ungkapan cinta kepada Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam seharusnya terlihat dari upaya kita untuk senantiasa menyamai pikiran, lisan dan perbuatan seperti yang dicontohkan oleh beliau, bukan berlomba-lomba untuk memiliki foto makam beliau.
Laporan: Redaksi