Banner

Jakarta (Indonesia Window) – Militer Taiwan pada Selasa meluncurkan setelan eksoskeleton (kerangka luar yang menopang dan melindungi tubuh) bertenaga militer buatan lokal, menurut lapora Kantor Berita CNA.

Baju militer yang dipakai secara mekanis tersebut dirancang untuk digunakan pada masa perang, serta misi penyelamatan dan bantuan pascabencana.

Eksoskeleton tubuh bagian bawah seberat 10 kilogram, yang dirancang untuk meningkatkan kekuatan dan daya tahan penggunanya, dapat bergerak dengan kecepatan 6 kilometer per jam, kata Jen Kuo-kuang, manajer proyek dan anggota dari lembaga penelitian top militer, Institut Sains dan Teknologi Nasional Chung-Shan (NCIST).

Eksoskeleton memberikan torsi yang tepat pada waktu yang tepat untuk membantu fleksi dan ekstensi lutut dalam mengurangi energi yang dibutuhkan untuk melintasi medan, jongkok, atau berlutut bagi pemakainya, dan untuk meningkatkan mobilitas dan mengurangi kelelahan, terang Jen.

Baterai lithium sksoskeleton memiliki durasi enam jam setelah diisi, tambahnya.

Sejauh ini, NCIST telah menjalankan tes pada total 105 tentara untuk memastikan setelan itu sesuai dengan tinggi dan berat badan orang Taiwan, dengan sedikit penyesuaian berdasarkan ukuran tubuh masing-masing pemakai yang dapat dibuat kasus per kasus, imbuh Jen.

Dia tidak memberikan perkiraan kapan baju itu bisa digunakan oleh unit lapangan.

Menurut proposal anggaran yang dikeluarkan oleh Kementerian Pertahanan Nasional, setelan eksoskeleton bertenaga militer adalah bagian dari proyek empat tahun senilai 158 juta dolar Taiwan (sekira 80,3 miliar rupiah) selama periode 2020-2023.

Jen mengatakan NCIST telah menyelesaikan fase pertama proyek dalam merancang setelan eksoskeleton.

Teknologi tersebut akan terus dimodifikasi sehingga pada akhirnya dapat memungkinkan pengguna untuk membawa beban maksimum 100 kilogram ketika proyek empat tahun selesai, tambahnya.

Sejauh ini, hanya segelintir kekuatan dunia, termasuk Amerika Serikat, Jepang, dan Kanada, yang sedang mengerjakan teknologi serupa untuk penggunaan militer.

Namun, teknologi mereka saat ini tidak tersedia karena alasan kerahasiaan, oleh karena itu Taiwan perlu mengembangkannya sendiri, menurut sumber.

Sumber tersebut mengatakan bahwa proyek tersebut dipelajari dari pengalaman militer AS dalam mengembangkan setelan eksoskeleton.

Proyek tersebut melibatkan militer Taiwan bekerja sama dengan NCIST, sejumlah perusahaan teknologi medis swasta, otomatisasi dan robot, dan beberapa universitas lokal, tambah sumber itu.

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Iklan