Banner

Taiwan harapkan 10 juta pengunjung Festival Lentera 2020

Wakil Walikota Taichung Lee hop Ron dah berbicara pada konferensi pers di Taichung, Sabtu (8/2/2020). (Indonesia Window)

Taichung, Taiwan (Indonesia Window) – Penyelenggaraan Festival Lentera tahun ini cukup menantang bagi pemerintah Taiwan menyusul merebaknya virus corona baru yang ditetapkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dengan status Public Health Emergency of International Concern (PHEIC) atau Darurat Kesehatan Masyarakat yang Meresahkan Dunia pada 31 Januari 2020.

Namun demikian, pemerintah Taiwan meyakinkan bahwa Festival Lentera 2020 yang digelar di Taichung (sekitar 167 kilometer dari ibu kota Taipei) pada 8 – 23 Februari aman dikujungi.

Pada konferensi pers di Taichung, Sabtu (8/2), Wakil Walikota Lee hop Ron dah, mengatakan masyarakat dan wisatawan asing tak perlu cemas untuk meramaikan Festival Lentera tahun 2029.

“Berbagai langkah penanganan telah dilakukan. Para pengunjung dapat mengenakan masker, dan selalu menggunakan cairan pembersih tangan,” ujar wakil walikota.

Dia mengakui bahwa wabah virus corona baru berdampak pada jumlah pengunjung festival tahun ini.

Banner

“Tahun lalu ada 10 juta pengunjung. Kami harap tahun ini lebih dari 10 juta walaupun wabah virus corona tentu berdampak pada jumlah pengunjung,” ujar wakil walikota.

Menurut dia, sejumlah fasilitas pendukung telah disediakan guna mencegah penyebaran virus tersebut di Taiwan.

“Festival lentera telah berlangsung sangat lama. Karenanya kami tetap optimitis,” kata wakil walikota.

Festival Lentera merupakan salah satu acara besar nasional untuk merayakan 15 hari setelah memasuki tahun baru China atau dikenal dengan “Cap Go Meh”.

Festival Lentera 2020 digelar di area World Flora Expo Forest Park seluas 35 hektar dengan tema Dazzling Taichung atau Taichung yang mempesona.

Festival tahun ini menampilkan tiga zona pameran dengan tema berbeda, yakni Children’s Paradise (surga anak-anak) yang cocok bagi keluarga dan anak-anak; Mysterious Forest yang menonjolkan keanekaragaman hutan serta paduan keberlanjutan ekologi, seni dan keindahan; serta Art World di mana tradisi menyalakan lentera ditampilkan dengan teknologi multimedia seni gambar, suara dan cerita rakyat.

Banner

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Banner

Iklan