Jakarta (Indonesia Window) – Ketua Dewan Pemimpin Umum Urusan Masjidil Haram dan Masjid Nabawi, Syeikh Dr. Abdurrahman bin Abdul Aziz Assudais mengecam serangan ke area kilang minyak Aramco dan fasilitas umum dan menyatakan tindakan itu adalah teror yang tidak dibenarkan dalam syariat Islam.
Pernyataan kecaman tersebut disampaikan oleh Presiden Pusat Komunikasi Islam Arab Saudi, Faheem H. Alhamid melalui layanan pesan singkat yang diterima di Jakarta, Rabu.
Serangan terhadap dua kilang minyak milik perusahaan minyak dan gas Saudi, Aramco terjadi di wilayah Dawadmi dan Afif, Kota Riyadh.
Menurut Syeikh Assudais, serangan keji dan aksi teror yang dilakukan oleh para penjahat itu hanyalah upaya gagal untuk menggerogoti nikmat rasa aman Kerajaan Arab Saudi.
Dia juga menganggap serangan itu sebagai usaha untuk menghancurkan sumber daya negara tersebut dan manuver tangan-tangan dengki terhadap negeri tauhid itu.
“Sesungguhnya aksi teror yang dilancarkan di bulan berkah ini, bulan kebaikan, puasa dan qiyamullail, bulan Al-Quran dan kekhusyuan merupakan bukti nyata kesesatan manhaj (jalan hidup) para oknum ini,” ujar Syeikh Assudais.
Dia menambahkan bahwa para penyerang tersebut tidak mempertimbangkan kesucian waktu, serta kehormatan hak dan maslahat. “Mereka tak memperhatikan agama Allah, tidak mengindahkan batasan Allah, melanggar perjanjian yang syari dan kesepakatan negara yang mengecam tindakan jahat ini,” kata Syeikh Assudais.
Dia mengungkapkan penghargaan yang tinggi untuk para petugas keamanan yang bertindak cepat dan sigap dalam menjaga keamanan dalam negeri dan segenap penduduk, serta memelihara maslahat agama dari serangan siapapun yang bermaksud mengacaukan keamanan dan stabilitas Arab Saudi.
Sebelumnya, Kantor Berita Saudi (SPA) melaporkan pernyataan Menteri Energi, Industri dan Sumberdaya Mineral Arab Saudi, Khalid A. Al-Falih yang mengatakan dua stasiun pemompaan minyak Aramco yang berada di jalur pipa Timur-Barat telah diserang oleh pesawat tanpa awak bersenjata (armed drone) pada 14 Mei 2019 antara pukul 06.00-06.30 pagi.
Serangan itu menyebabkan kebakaran dan kerusakan kecil pada Stasiun Pemompaan Nomor 8.
Jalur pipa itu mengirimkan minyak Saudi dari Provinsi Sebelah Timur ke Pelabuhan Yanbu.
Aramco telah mengambil langkah penanganan dan menghentikan operasi jalur pipa itu untuk sementara waktu.
Menteri Al-Falih menegaskan bahwa Kerajaan mengecam serangan itu.
Dia menekankan bahwa aksi terorisme dan sabotase di Teluk Arab tidak saja menyasar Kerajaan Arab Saudi tapi juga keamanan suplai minyak dunia dan ekonomi global.
Menteri Al-Falih menegaskan bahwa serangan itu tidak mempengaruhi produksi minyak Saudi.
Laporan: Redaksi