Jajak pendapat yang dilaksanakan dari 12 hingga 16 Agustus ini mengungkap bahwa 68 persen pemilik hak suara di AS menganggap ekonomi saat ini sedang berada dalam resesi, sedangkan hanya 27 persen meyakini sebaliknya.
Jakarta (Indonesia Window) – Sebagian besar pemilik hak suara terdaftar di Amerika Serikat meyakini bahwa ekonomi negara mereka sudah mengalami resesi dan Undang-Undang (UU) Pengurangan Inflasi hanya akan sedikit membantu, menurut sebuah survei terbaru NBC News yang diunggah pekan ini oleh Fox News.
Jajak pendapat yang dilaksanakan dari 12 hingga 16 Agustus ini mengungkap bahwa 68 persen pemilik hak suara di AS menganggap ekonomi saat ini sedang berada dalam resesi, sedangkan hanya 27 persen meyakini sebaliknya.
Terkait pendapat soal UU Pengurangan Inflasi yang baru ditandatangani, sebanyak 35 persen warga Amerika meyakini bahwa UU tersebut akan berdampak negatif pada mereka secara finansial dan 36 persen mengatakan UU itu hanya akan sedikit membantu mengatasi inflasi.
Menurut sebuah laporan Bloomberg, warga berpenghasilan rendah di AS sedang merasakan tekanan besar yang semakin berat.
Mengutip laporan terbaru tentang penghasilan perusahaan oleh beberapa pengecer di berbagai industri, laporan Bloomberg menyebutkan bahwa jika para konsumen mengurangi biaya, situasi ini dapat memberatkan ekspektasi pertumbuhan.
Survei oleh NBC News sebelumnya menyebutkan bahwa hampir tiga perempat pemilih dalam survei di AS berpendapat negara itu menuju ke arah yang salah.
Survei yang dirilis pada Ahad (21/8) itu menunjukkan bahwa hanya 21 persen pemilih yang meyakini bahwa negara itu menuju ke arah yang benar, sementara 74 persen berpendapat sebaliknya.
Ini menjadi survei NBC News kelima berturut-turut yang menunjukkan persentase di kisaran 70 persen.
Selain itu, 58 persen pemilih meyakini bahwa masa kejayaan Amerika telah berlalu, sementara 68 persen lainnya merasa bahwa negara itu sedang mengalami resesi ekonomi.
Sekitar sepertiga dari total responden mengatakan mereka yakin kondisi AS akan memburuk selama lima tahun ke depan, menurut survei tersebut.
Sebanyak 36 persen pemilih, dengan persentase yang hanya dua poin lebih tinggi, mengatakan mereka meyakini bahwa situasi akan membaik pada periode waktu yang sama, sementara 21 persen mengatakan mereka percaya bahwa situasi akan tetap sama.
Sementara itu, tingkat persetujuan (approval rate) Presiden AS Joe Biden juga masih terperosok di kisaran 40 persen.
Survei yang dilakukan pada 12-16 Agustus dan melibatkan 1.000 pemilih terdaftar itu memiliki ambang batas kesalahan (margin of error) kurang lebih 3,1 poin persentase.
Sumber: Xinhua
Laporan: Redaksi