Batasan harga minyak Rusia telah diberlakukan oleh Kelompok Tujuh (G7) mulai 5 Desember 2022, namun Rusia menegaskan tidak akan terpengaruh oleh tindakan tersebut, bahkan jika harus memangkas produksi.
Jakarta (Indonesia Window) – Kelompok Tujuh (G7) mulai memberlakukan batasan harga terhadap minyak lintas laut Rusia mulai Senin (5/12) guna membatasi kemampuan Moskow untuk membiayai perangnya di Ukraina. Namun, Rusia mengatakan tidak akan terpengaruh oleh tindakan tersebut, bahkan jika harus memangkas produksi.
Batasan harga, yang diberlakukan oleh G7, Uni Eropa (UE) dan Australia, muncul pada embargo UE atas impor minyak mentah Rusia melalui laut dan janji serupa yang dibuat oleh Amerika Serikat, Kanada, Jepang, dan Inggris.
Tindakan Barat tersebut mengharuskan pengiriman minyak Rusia ke negara pihak ketiga menggunakan kapal tanker G7 dan UE, serta perusahaan asuransi dan lembaga kredit, dengan harga beli pada atau di bawah batas harga.
Dengan perusahaan pelayaran dan asuransi utama dunia berbasis di negara-negara G7, maka pembatasan tersebut dapat mempersulit Moskow untuk menjual minyaknya dengan harga lebih tinggi.
Rusia, pengekspor minyak terbesar kedua di dunia, mengatakan pada hari Ahad (4/12) bahwa pihaknya tidak akan menerima keputusan tersebut dan tidak akan menjual minyak yang tunduk pada pembatasan harga, bahkan jika harus memangkas produksi.
Menjual minyak dan gas ke Eropa telah menjadi salah satu sumber utama pendapatan mata uang asing Rusia sejak ahli geologi Soviet menemukan minyak dan gas di rawa-rawa Siberia pada dekade setelah Perang Dunia Kedua (1939 –1945).
Sebuah sumber yang meminta untuk tidak disebutkan namanya karena sensitivitas situasi mengatakan kepada Reuters bahwa sebuah keputusan sedang disiapkan untuk melarang perusahaan dan pedagang Rusia berinteraksi dengan negara dan perusahaan yang dipandu oleh batasan tersebut.
Intinya, keputusan seperti itu akan melarang ekspor minyak dan produk minyak bumi ke negara dan perusahaan yang menerapkannya.
Namun, dengan batas harga yang ditetapkan pada 60 dolar AS per barel, tidak jauh di bawah level 67 dolar AS yang ditutup pada Jumat (3/12) pekan lalu, negara-negara UE dan G7 memperkirakan Rusia masih akan memiliki insentif untuk terus menjual minyak pada harga tersebut, dan masih menerima keuntungan walaupun lebih kecil.
Tingkat batas akan ditinjau oleh UE dan G7 setiap dua bulan, dengan tinjauan pertama pada pertengahan Januari tahun depan.
“Tinjauan ini harus mempertimbangkan … keefektifan tindakan, implementasinya, kepatuhan dan keselarasan internasional, dampak potensial pada anggota dan mitra koalisi, dan perkembangan pasar,” kata Komisi Eropa dalam sebuah pernyataan.
Batas atas minyak mentah akan diikuti oleh tindakan serupa yang mempengaruhi produk minyak bumi Rusia yang akan mulai berlaku pada 5 Februari 2023, meskipun tingkat batas tersebut belum ditentukan.
Sumber: Reuters; Al Arabia English
Laporan: Redaksi