Jakarta (Indonesia Window) – Neraca perdagangan Indonesia mengalami surplus 1,02 miliar dolar AS pada Desember 2021 dengan nilai ekspor 22,38 miliar dolar AS dan impor 21,36 miliar dolar AS, menurut Badan Pusat Statistik (BPS).
Komoditi nonmigas penyumbang surplus terbesar adalah lemak dan minyak hewan nabati, bahan bakar mineral, serta besi dan baja, kata Kepala BPS Margo Yuwono pada konferensi pers secara virtual, Senin.
BPS mencatat, perdagangan Indonesia yang mengalami surplus terbesar yakni dengan Amerika Serikat senilai 1,7 miliar dolar, dengan komoditas ekspor terbesar adalah pakaian dan aksesori rajutan, serta pakaian dan aksesori bukan rajutan.
Perdagangan antara Indonesia dan Filipina juga mengalami surplus 672,5 juta dolar AS dengan komoditas utama bahan bakar mineral dan bagiannya.
Seementara itu, perdagangan Indonesia dengan India mengalami surplus 548,1 juta dolar AS dengan komoditas utama bahan bakar mineral, serta lemak dan minyak hewan nabati.
Meskipun demikian, neraca perdagangan Indonesia dengan beberapa negara mengalami defisit, yakni dengan China senilai 1,1 miliar dolar AS, dengan komoditi penyumbang defisit berupa mesin dan peralatan elektronik, serta mesin dan perlengkapan elektrik dan bagiannya.
Selain itu, defisit neraca perdagangan Indonesia juga terjadi dengan Australia sebesar 677,7 juta dolar AS karena perdagangan bahan bakar mineral dan serealia.
Perdagangan dengan Thailand juga mengalami defisit sebesar 313,7 juta dolar AS, dengan penyumbang defisit yang utama adalah plastik dan barang dari plastik, serta mesin dan peralatan mekanis dan bagiannya.
Dengan demikian neraca perdagangan Indonesia selama 2021 mengalami surplus sebesar 35,34 miliar dolar AS.
Jika neraca perdagangan tahun 2021 dibandingkan dengan 2020 hingga 2016, maka surplus neraca perdagangan pada 2021 adalah yang paling tinggi selama lima tahun terakhir, ujar Margo.
Neraca perdagangan Indonesia pada 2020 tercatat surplus 21,74 miliar dolar AS, setelah sempat defisit 3,2 miliar dolar AS pada 2019.
Pada 2018, neraca perdagangan defisit 8,57 miliar dolar AS, setelah surplus 11,84 miliar dan 8,87 miliar dolar AS, masing-masing pada 2016 dan 2017.
Laporan: Redaksi