Banner

Jakarta (Indonesia Window) – PT PLN (Persero) membutuhkan suntikan sumber dana sebesar 17,96 triliun rupiah guna mencapai rasio elektrifikasi 100 persen dan mewujudkan energi yang berkeadilan bagi seluruh rakyat Indonesia.

Saat ini, rasio elektrifikasi telah mencapai 99,5 persen,” kata Direktur Utama PLN,  Darmawan Prasodjo dalam rapat dengan Komisi VI DPR RI di Jakarta, Rabu (15/6).

PLN berharap ketersediaan listrik di seluruh wilayah Tanah Air akan menciptakan efek berganda melalui peningkatan penyerapan tenaga kerja, peningkatan pembayaran pajak dan peningkatan ekonomi sektor riil. 

sumber dana pln elektrifikasi
Pembangunan Bendungan Way Apu di Kabupaten Buru, Provinsi Maluku, berkapasitas daya tampung sebesar 50,05 juta meter kubik. Bendungan ini ditargetkan selesai pada 2024. (Kementerian PUPR)

Semua hal tersebut diharapkan menjadi daya dorong pertumbuhan perekonomian di daerah setempat,” ujar Darmawan.

Tambahan sumber dana untuk PLN sebesar 17,96 triliun rupiah untuk capai target rasio elektrifikasi 100 persen tersebut, akan dialokasikan untuk wilayah Jawa, Madura, dan Bali sebesar 2,03 triliun rupiah; Sumatera dan Kalimantan sebesar 9,93 triliun rupiah; serta Sulawesi, Maluku, Nusa Tenggara, dan Papua sebesar 6 triliun rupiah.

Banner

Sampai sejauh ini, PLN telah melakukan aksi korporasi sebesar 196,8 miliar rupiah untuk mendukung tercapainya rasio elektrifikasi 100 persen di Indonesia.

Rencananya pada tahun 2023, PLN akan kembali mendapatkan suntikan dana dari pemerintah melalui penyertaan modal negara (PMN) sebesar 10 triliun rupiah, yang akan digunakan untuk mendorong rasio elektrifikasi nasional hingga 100 persen.

Dari PMN sebesar 10 triliun rupiah, sebanyak 2 triliun rupiah akan dialokasikan untuk mengoptimalkan pasokan listrik di Jawa, Madura, dan Bali dengan pembangunan infrastruktur, jelas Dirut PLN.

Sementara PNM sebanyak 4,5 triliun rupiah akan dialokasikan untuk membangun transmisi yang menghubungkan PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Air) ke daerah terpencil di Kalimantan.

PLN juga menganggarkan 3,5 triliun rupiah untuk membangun pembangkit energi baru terbarukan berbasis PLTMH (Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro), PLTA dan PLTMG (Pembangkit Listrik Tenaga Mini Gas), serta transmisi yang menghubungkan kelistrikan di wilayah terpencil.

Laporan: Redaksi

Banner

Komentar

1 Komentar

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Banner

Iklan