Banner

Pakar imunologi sebut subvarian baru COVID-19 picu lonjakan kasus di Prancis

Seorang pria berjalan melewati piramida Museum Louvre di Paris, Prancis, pada 19 Januari 2022. (Xinhua/Gao Jing)

Subvarian baru COVID-19, BQ.1.1, yang merupakan ‘anak’ dari BA.5, lebih menular, dan itu menjelaskan (penyebab terjadinya) lonjakan kasus baru saat ini di Prancis.

 

Paris, Prancis (Xinhua) – Subvarian COVID-19 BQ.1.1 saat ini dianggap lebih berbahaya daripada subvarian BA.5 di Prancis, demikian disampaikan oleh pakar imunologi sekaligus presiden Komite Pemantauan dan Antisipasi Risiko Kesehatan (COVARS), Brigitte Autran, kepada kanal berita BFMTV pada Rabu (30/11).

Menurut Autran, lonjakan kembali kasus COVID-19 merupakan “awal dari sebuah gelombang (COVID-19)” meski peningkatan jumlah kasus “belum signifikan.”

“Tren ini tidak bagus, dan terus meningkat” akibat subvarian COVID-19 tersebut, katanya.

BA.5, turunan dari subvarian COVID-19 Omicron yang telah menyebar luas di Prancis, “sudah digantikan (posisinya), digeser oleh subvarian BQ.1.1 yang merupakan ‘anak’ dari BA.5,” paparnya.

Banner

“BQ.1.1 lebih menular, dan itu menjelaskan (penyebab terjadinya) lonjakan kasus baru saat ini,” katanya.

Subvarian baru COVID-19
Seorang pelanggan berjalan melewati poster yang menginformasikan keberadaan pusat vaksinasi COVID-19 di dalam sebuah pusat perbelanjaan di Levallois-Perret di dekat Paris, Prancis, pada 9 November 2021. (Xinhua/Gao Jing)

Autran mengatakan subvarian baru COVID-19, BQ.1.1, saat ini sedang dipantau di seluruh dunia. “Kami belum tahu apakah subvarian itu lebih ganas,” tetapi varian ini memang diketahui lebih menular, sehingga sangat penting untuk melindungi diri dan menjalani vaksinasi.

Autran menyerukan kepada seluruh masyarakat yang memenuhi syarat untuk mendapatkan dosis penguat (booster), berargumen bahwa “vaksin menjamin perlindungan terhadap penyakit parah akibat COVID-19 dan dari kematian.”

Autran pun menegaskan kembali pentingnya mematuhi langkah-langkah pengendalian, termasuk mengenakan masker, setidaknya saat berada di transportasi umum dan di tempat-tempat yang ramai.

Laporan: Redaksi

Banner

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Banner

Iklan