Banner

Ketua UN-Habitat sebut strategi urbanisasi baru China yang berpusat pada masyarakat tawarkan wawasan berharga bagi dunia

Foto dari udara yang diabadikan dengan drone pada 9 Mei 2024 ini menunjukkan pemandangan kota Wujiaqu, Daerah Otonom Uighur Xinjiang, China barat laut. Dalam beberapa tahun terakhir, Wujiaqu, kota taman nasional di Daerah Otonom Uighur Xinjiang, China barat laut, telah melakukan upaya besar dalam mempromosikan proyek penghijauan dan mengoptimalkan lingkungan ekologi yang hidup. Hingga akhir 2023, Wujiaqu telah memiliki lebih dari 15.700 mu (sekitar 1.046,7 hektare) ruang hijau perkotaan, dengan tingkat cakupan hijau mencapai lebih dari 45 persen. (Xinhua/Hu Huhu)

Strategi urbanisasi baru China yang berpusat pada masyarakat menawarkan wawasan yang berharga bagi dunia.

 

Shanghai, China (Xinhua/Indonesia Window) – Strategi urbanisasi baru China yang berpusat pada masyarakat menawarkan wawasan yang berharga bagi dunia, seperti diungkapkan kepala sebuah program Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dalam sebuah wawancara baru-baru ini.

“China telah menunjukkan kemajuan yang sangat mengesankan dalam hal pembangunan kota,” ujar Anaclaudia Rossbach, Direktur Eksekutif Program Pemukiman PBB (UN-Habitat). Dia menekankan kemampuan China dalam menggabungkan unsur ekonomi, keberlanjutan, dan kesejahteraan sosial ke dalam perencanaan kotanya.

Rossbach menjelaskan bahwa sektor perumahan berada di persimpangan antara agenda perkotaan baru dan agenda 2030. Perumahan sendiri merupakan salah satu Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs). Investasi China dalam perumahan yang terjangkau dan inisiatif untuk mengatasi kemiskinan di perkotaan merupakan langkah penting untuk mencapai SDGs, kata Rossbach.

“China selalu menaruh perhatian besar pada perumahan. Memastikan bahwa masyarakat memiliki akses terhadap perumahan sebagai sebuah mekanisme kesejahteraan, sekaligus memahami pentingnya perumahan dalam hal pembangunan ekonomi,” ujarnya.

Banner

Dengan membangun di atas fondasi ini, Rossbach menyoroti upaya China dalam menciptakan kota-kota yang lebih berkelanjutan, adil, inklusif, dan saling terhubung, sebuah model yang diyakininya dapat menjadi teladan bagi komunitas global.

World Cities Day lahir dari Shanghai World Expo 2010, khususnya Deklarasi Shanghai, yang mendorong gagasan “Kota yang Lebih Baik, Kehidupan yang Lebih Baik”. Diperingati setiap tahun pada 31 Oktober, World Cities Day mempromosikan dialog perkotaan internasional.

“Hari ini adalah momen yang sangat penting untuk refleksi, bertukar pandangan, mendorong pembangunan massal, dan mencapai kesepahaman mengenai tantangan yang dihadapi berbagai kota atau sektor perkotaan di berbagai negara,” ujar Rossbach.

Rossbach menyoroti keberhasilan World Cities Day, mengatakan bahwa banyak kota menerima dengan baik acara tersebut dan mengadakan perayaan di tingkat lokal. Dia juga melihat meningkatnya minat dari berbagai kota dalam mengembangkan World Cities Day versi mereka sendiri, yang dia pandang sebagai sebuah sinyal positif.

“Ini sangat positif bagi kami karena ini menunjukkan bahwa kota-kota tersebut sangat tertarik dan tidak hanya memiliki perspektif yang lebih kuat dan matang mengenai pembangunan perkotaan, tetapi juga menunjukkan bahwa kota-kota ini memiliki pandangan internasional dan memiliki kepedulian global,” ujar Rossbach.

Selain World Cities Day, Rossbach menyoroti tiga inisiatif utama, yakni Shanghai Manual, Shanghai Award, dan Shanghai Adapted Index, sebagai komponen dari sebuah platform kolaboratif yang menghubungkan UN-Habitat, Shanghai, dan China.

Banner

“Saya yakin pengalaman-pengalaman tersebut dapat sangat membantu dan memberikan gambaran tentang tren dan konsep baru untuk masa depan kota,” ujar Rossbach. “Jadi, saya berharap World Cities Day akan menjadi sebuah platform yang sangat penting bagi UN-Habitat untuk mendukung proses transfer pengetahuan dan keahlian.”

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Banner

Iklan