Banner

Dampak erupsi Gn. Ruang meluas, penanganan darurat dimaksimalkan

Aktivitas G. Ruang dinaikkan dari Level III (SIAGA) menjadi Level IV (AWAS) terhitung mulai 17 April 2024 pukul 21.00 WITA. (BPBD Kabupaten Sitaro)

Status ‘awas’ masih diberlakukan menyusul semakin meluasnya dampak letusan Gunungapi Ruang di Kabupaten Sitaro, Sulawesi Utara.

 

Jakarta (Indonesia Window) – Penanganan darurat bencana erupsi Gunungapi Ruang, Kabupaten Sitaro, Sulawesi Utara, terus dilakukan, menyusul dampak letusan gunungapi dengan status ‘awas’ itu semakin meluas.

Tim gabungan dari unsur-unsur terkait termasuk Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Basarnas, TNI, Polri, Kementerian Sosial, Kementerian ESDM, dan Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara, terus melakukan langkah antisipatif yang berfokus pada penyelamatan warga terdampak.

Pengiriman personel untuk kaji cepat, evakuasi dan penyelamatan hingga penyaluran logistik serta peralatan terus dilakukan menuju lokasi terdampak, kata Abdul Muhari, Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, dalam pernyataan tertulisnya pada Sabtu (20/4).

Hasil pendataan sementara yang dihimpun Pusat Pengendali dan Operasi (Pusdalops) BNPB per Sabtu (20/4) pukul 14.00 WIB, menunjukan 10 desa dan dua kelurahan di Kecamatan Tagulandang, Kabupaten Sitaro telah terdampak material vulkanik Gunungapi Sitaro, mulai dari hujan abu vulkanik disertai kerikil dan bebatuan saat erupsi seperti yang terjadi pada Selasa-Rabu (16-17/4).

Adapun rincian desa/kelurahan yang terdampak di Kabupaten Sitaro meliputi  Pumpente, Laingpatehi, Mahangiang, Tulusan Barangka Pehe, Apengsala, Lesah Rende, Pahiama, Boto, Leseh dan Kelurahaan Bahoi serta Kelurahan Balehumara.

Sementara itu empat kecamatan yang meliputi Likupang Barat, Wori, Likupang Timur dan Likupang Selatan di Kabupaten Minahasa Utara turut terdampak abu vulkanik dari aktivitas gunungapi berjenis stratovolcano tersebut sejak Kamis (18/4).

Hingga sejauh ini, rincian warga yang terdampak dan mengungsi meliputi 506 warga Desa Laingpatehi, 332 warga Desa Pumpete

Status ‘awas’ tersebut mengakibatkan 679 warga Desa Tulusan mengungsi  di Desa Batumawira, Desa Bira, Desa Buha dan Desa Kisihang yang berada di Kecamatan Tagulandang.

Sebanyak 83 warga Desa Barangka Pehe mengungsi di Gedung Gereja Yerussalem yang sudah memiliki dapur umum dan dikelola oleh warga jemaat sekitar.

Kurang lebih 6.045 warga Desa Kelurahan Bahoi dan Kelurahan Balehumara mengungsi di Kecamatan Tagulandang Utara. Jumlah total pengungsi hingga saat ini masih dalam proses pendataan.

Adapun jumlah pengungsi yang berada di Desa Lesah ada sebanyak 31 warga pasien RSUD Batuline di lokasi Gereja Betel Paninteang.

Pengungsi dari Desa Balehumara dan Bahoi sebanyak 60 warga mengungsi di rumah kerabat masing-masing. Kemudian ada 14 warga lainnya yang memilih mengungsi di Kota Manado.

Kemudian sebanyak 28 warga Desa Pahiama, Kecamatan Tagulandang mengungsi secara mandiri di Siau dan 32 warga memilih mengungsi di Kota Bitung serta Kota Manado.

Adapun jumlah total pengungsi di Kota Bitung ada kurang lebih 619 warga Kabupaten Sitaro yang mengungsi di Balai Kota Bitung. Beberapa di antaranya sudah berpindah ke rumah kerabatnya masing-masing.

Sementara itu ada sebanyak 48 warga Kabupaten Sitaro yang mengungsi di Kabupaten Minahasa Utara. Mereka memilih tinggal sementara di rumah kerabat masing-masing.

Pusdalops BNPB juga merinci kerugian materil atas dampak bencana ini meliputi kurang lebih 135 rumah di Kabupaten Sitaro, dua gereja dan satu sekolah dasar rusak.

Sebagai bentuk dukungan untuk memenuhi kebutuhan dasar warga terdampak dan operasional selama penanganan darurat, BNPB mengirimkan bantuan berupa tenda pengungsi lima unit, tenda keluarga 100 unit, tiang penerangan empat unit, generator setrum empat unit, sembako 300 paket, makanan siap saji 300 paket, perangkat kebersihan 300 paket, matras 300 lembar, selimut 300 lembar, kasur lipat 150 lembar, masker 300 boks, tempat tidur liat 50 unit, toilet portabel 10 paket dan peralatan darurat untuk pengungsi 300 paket.

Selain logistik dan peralatan, BNPB juga mengirimkan satu unit helikopter untuk mendukung segala keperluan kedaruratan, baik untuk mengangkut logistik dan peralatan maupun evakuasi warga.

Di sisi lain, dukungan juga datang dari Basarnas yang telah menggerakkan KM Bima Sena untuk membantu evakuasi warga terdampak termasuk pendistribusian logistik ke Kecamatan Tagulandang.

Gunung Ruang erupsi pada Selasa (16/4) malam. Gunung setinggi 725 mdpl itu kembali erupsi pada Jumat (19/4/2024).

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Iklan